Wali Kota Copot Direktur RS Pembuang Pasien  

Reporter

Sabtu, 8 Februari 2014 15:35 WIB

Puluhan pasien gagal ginjal dari keluarga miskin di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mendatangi gedung DPRD Kabupaten Madiun, Jumat (3/8). TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Bandar Lampung - Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N. mencopot Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr A. Dadi Tjokrodipo, Indrasari Aulia, terkait pembuangan pasien oleh sejumlah anak buahnya. Pencopotan dilakukan untuk membantu polisi menyelidiki kasus yang menewaskan seorang pasien rumah sakit itu akibat dibuang.

“Kami mengambil kebijakan ini untuk memudahkan pemeriksaan dan menyelidiki kasus itu,” kata Herman, Sabtu, 8 Febuari 2014.

Herman mengaku geram terhadap perilaku sejumlah pegawai di RSUD Dr A. Dadi Tjokrodipo hingga menyebabkan Suparman, 75 tahun, meninggal dunia karena dibuang. Perbuatan itu, kata dia, telah mencoreng reputasi rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandar Lampung yang mendapat nilai baik dari Ombudsman.

"Selain itu, juga merusak program Pemerintah Kota Bandar Lampung yang sejak 2011 meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menggratiskan bagi warga untuk berobat,” katanya.

Selain mencopot Indrasari dari jabatannya, Pemkot Bandar Lampung juga memberhentikan tujuh pegawai rumah sakit itu yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Markas Polresta Bandar Lampung. “Mereka akan dipecat tidak hormat jika nanti terbukti bersalah di pengadilan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung telah menetapkan dua orang pejabat RSUD Dr A. Dadi Tjokrodipo, yakni Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian Heriyansyah serta Kepala Ruangan E2 Mahendri, sebagai tersangka. Keduanya ditetapkan statusnya dan ditahan polisi sejak Jumat, 7 Februari 2014.

“Tersangka bisa saja bertambah karena kasusnya masih terus didalami. Semua yang disebut saksi akan diperiksa dan didalami perannya dalam kasus ini,” kata Kepala Polresta Bandar Lampung Komisaris Besar Dwi Irianto.

Mereka yang kini mendekam di tahanan akibat terlibat kasus pembuangan pasien adalah Heriyansyah, Mahendri, Muhaimin (sopir ambulans), Rika Aryadi (perawat), Rudi Hendra Hasan (juru parkir), Andi Febrianto, dan Andika (cleaning service). Para tersangka, kata dia, akan dijerat Pasal 306 ayat (2) KUHP subsider Pasal 304 tentang Penelantaran Orang yang Membutuhkan Pertolongan dan Mengakibatkan Kematian. “Ancamannya 9 tahun penjara,” katanya.

Suparman, 75 tahun, seorang kakek renta sebatang kara ditelantarkan RSUD Dr A. Dadi Tjokrodipo hingga meninggal dunia. Pasien miskin itu dibuang di sebuah gubuk di Jalan Radin Imba Kusuma, Sukadanaham, Bandar Lampung. Padahal saat dibuang, kondisi kakek yang dicap sebagai orang gila itu dalam keadaan sekarat.

NUROCHMAN ARRAZIE

Topik Terhangat:

Tarif Baru KRL
| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah


Berita Terpopuler:
Jadi Tersangka, Farhat Abbas Dicoret sebagai Caleg
Jokowi Berpeluang Jadi Calon Presiden dari PDIP

Dokter: 'Burung' Muhyi Tak Bisa Disambung Lagi

Bertemu Ganjar, Bibit Teringat Pesan Mega

Cara KPK Sindir Darin Mumtazah

Berita terkait

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

3 hari lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

12 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

28 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

49 hari lalu

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

8 Maret 2024

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

1 Maret 2024

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.

Baca Selengkapnya

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

29 Februari 2024

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.

Baca Selengkapnya

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

21 Februari 2024

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.

Baca Selengkapnya