Seekor beruang madu (Helarctos malayanus) berada dalam kandang karantina kawasan Kebun Binatang Surabaya, Kamis (03/15). B.eruang Madu sumbangan warga Amerika Serikat ini mengalami ini menderita sakit kulit kronis dan menjalani pengobatan oleh tim dokter hewan. 28 satwa dikebun binatang ini dalam kondisi i terkarantina karena sakit dan permasalahan perawatan. Dengan jumlah koleksi satwa mencapai 4025 satwa, KBS mengalami kelebihan populasi karena tempat yang tidak mencukupi. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana sangat menyayangkan adanya rencana pemindahan Kebun Binatang Surabaya (KBS). Pemindahan tersebut atas rekomendasi Kementerian Kehutanan (Kemenhut) yang menilai KBS telah melebihi kapasitas.
"KBS itu kan paru-paru kota, sangat disayangkan kalau harus dipindah. Kalau bisa ya jangan lah," kata Whisnu saat dihubungi Tempo, Kamis, 6 Februari 2014.
Namun, di sisi lain Whisnu menyerahkan sepenuhnya hasil keputusan Kemenhut. Menurut dia, keputusan tersebut sudah melalui pertimbangan yang matang. "Yang lebih tahu kan Menteri Kehutanan."
Ditanya soal wewenang Pemerintah Kota Surabaya untuk menyetujui atau tidak rekomendasi Menhut tersebut, Whisnu mengaku belum mengetahui peraturannya. "Coba nanti kita pelajari dulu," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan tegas menolak pemindahan KBS. Sebab, kata dia, KBS merupakan ikon kota Surabaya yang terletak di lokasi yang sangat strategis. Pengunjung yang berasal dari berbagai daerah dapat dengan mudah mengakses KBS. "Sampai mati pun, saya pertahankan KBS di situ. Enggak boleh dipindah," ujarnya.