Capres PKS Tak Termasuk Pesaing Berat Jokowi  

Reporter

Minggu, 2 Februari 2014 13:20 WIB

Jokowi didampingi Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Walikota Tangerang Arief R Wismansyah (kiri), dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar (kedua kiri), memberi penjelasan kepada masyarakat, saat meninjau Bendung Pasar Baru Cisadane (Pintu Air 10) di Tangerang, Banten, (25/1). ANTARA/Ismar Patrizki

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga calon presiden yang diputuskan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera tidak termasuk pesaing berat Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Hasil survei yang dilakukan Political (Polcom) Communication Institute menyebutkan ketiga tokoh partai Islam itu berada di posisi terakhir sepuluh besar tokoh pesaing Jokowi.

"Hidayat Nur Wahid dipilih 3,2 persen responden, Anis Matta 2,2 persen, kemudian Ahmad Heryawan 2,1 persen," ujar Heri Budianto, Direktur Polcom Institute, saat memaparkan hasil survei Polcom di Hotel Kartika Chandra, Ahad, 2 Februari 2014. (Lihat: Ini 10 Tokoh Pesaing Berat Jokowi)

Hasil surveinya dilakukan dengan dua metode. Pertama, melalui riset content analysis untuk menjaring nama pemimpin nasional yang diwacanakan di media massa sebagai calon presiden. Kedua, nama-nama yang muncul dari hasil riset metode pertama, kata dia, kemudian di bawa ke publik untuk dinilai melalui wawancara langsung. Sebanyak 1.200 responden memberi tanggapannya kepada Polcom selama 2-25 Januari 2014. "Margin of error-nya kurang lebih 3,1 persen, kepercayaan 95 persen."

Nama ketiga tokoh PKS itu jauh di bawah pengusaha Hary Tanoe yang menempati posisi ketiga dengan tingkat keterpilihan 10,8 persen. Begitu juga dengan Puan Maharani yang berada di posisi kelima dengan tingkat keterpilihan 9,6 persen. "Hary dianggap tokoh fresh dan berhasil memimpin usaha dan Puan dinilai mampu meneruskan ideologi Sukarno," katanya.

Ketiga pimpinan PKS hanya disejajarkan dengan tokoh yang juga masuk 10 besar pesaing Jokowi dari kalangan nonpartai, seperti Duta Besar Amerika Serikat Dino Patti Djalal. "Dino dipilih 2,1 persen, Rizal Ramli 1,1 persen, serta Rhoma Irama 1,3 persen." (Simak gebrakan #Jokowi di #Bursa Capres 2014)

TRI SUHARMAN



Baca juga:
Komen PKS Soal Capres Jawa dan Non-Jawa Jadi Penentu
Jokowi Maju, 8 Partai Tergusur
Jokowi Pikat Pemilih Partai Islam
Popularitas Jokowi Selamatkan PDIP

Berita terkait

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

8 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

9 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

9 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

11 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

11 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

13 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

16 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

17 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

18 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

18 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya