Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta memuji langkah Gita Wirjawan mundur sebagai Menteri Perdagangan. Gita yang mundur karena ingin fokus sebagai calon presiden itu dianggap total menggeluti Konvensi Partai Demokrat. "Saya apresiasi langkah Gita sebagai langkah yang bagus dan berani," kata Anis di halaman gedung PKS, Jakarta, Ahad dinihari, 2 Februari 2014.
Meski memuji, Anis mengaku tak bakal ikut-ikutan mundur dari jabatannya sebagai Presiden PKS. Menurut Anis, justru dia sudah lebih dahulu melakukan langkah mundur. Pada Sabtu, 1 Februari 2013, Anis mengumumkan dirinya mundur dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.
Anis ketika itu mundur dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPR dan menarik keanggotaannya sebagai anggota Dewan karena terpilih sebagai Presiden PKS, menggantikan Luthfi Hasan Ishaaq yang terseret kasus suap pengurusan impor daging sapi di Kementerian Pertanian.
Sayangnya, Anis enggan berkomentar lebih jauh terhadap aksi Gita Wirjawan. Dia juga enggan menanggapi strategi Gita yang dianggap mundur pada saat tak tepat dan justru menghilangkan kesempatan bertemu masyarakat sebagai menteri lagi.
Bersama Hidayat Nur Wahid dan Ahmad Heryawan, Anis terpilih menjadi salah satu kandidat calon presiden dari PKS. Anis mengaku optimis bisa menjalani uji publik meski dia menilai dirinya bukan kader yang terbaik jika dibandingkan dengan dua pesaingnya. "Tapi kami punya tradisi keprajuritan dan mencoba memberikan yang terbaik dan tetap optimis," katanya.
Sebelumnya, Gita Wirjawan mundur dari posisinya sebagai Menteri Perdagangan demi memenangkan Konvensi Partai Demokrat. Keputusan pengunduran diri ini dibuat untuk menghindari benturan antara kepentingan serta tugas sebagai Menteri Perdagangan dan proses partisipasi politik konvensi calon presiden.
Pemunduran itu memicu pujian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia mengapresiasi keputusan Gita dan menilai sikap Gita merupakan contoh pribadi yang menjunjung nilai etika dalam berpolitik. "Presiden memberikan respons positif. Menurut beliau, inilah pejabat yang etika politiknya dapat dicontoh," kata Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi di kantor Presiden, Sabtu, 1 Februari 2014. (Simak #Bursa Capres 2014)