Gubernur Banten, Atut Chosiyah dan Direktur Utama PT Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman (kanan) berjalan menuju mobil tahanan setelah menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta (27/12). Maria Elizabeth diperiksa terkait kasus dugaan suap pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch mencatat dinasti politik Ratu Atut Chosiyah di Banten terlalu dominan menyebabkan provinsi itu terkorup dalam bidang kesehatan. Berdasarkan riset lembaga pegiat antikorupsi itu pada periode 2001-2013, kerugian negara akibat korupsi di sektor kesehatan mencapai Rp 71,59 miliar.
“Kerugian negara di Banten tertinggi dari 24 provinsi yang dapat kami pantau,” ujar Koordinator Divisi Pemantauan Pelayanan Publik ICW Febri Hendri di kantor ICW, Ahad, 26 Januari 2014. "Kami menduga Banten tertinggi karena dinasti politik yang terlalu dominan.”
Menurut dia, korupsi merupakan dampak buruk pengaruh keluarga Gubernur Banten Atut Chosiyah yang sangat kuat terhadap birokrasi daerahnya. "Misalnya, dia bisa mempengaruhi panitia pengadaan lelang supaya memenangkan orang-orang yang ditunjuknya," ucap Febri.
Peringkat Kasus Korupsi di Provinsi, 2001-2013
Provinsi / Jumlah Kasus / Kerugian Negara (Rp Miliar)
Banten 9 71.59 Sumut 15 59.16 DI Aceh 8 36.25 Jabar 12 28.01 Kaltim 3 26.11 Sumsel 4 18.26 Bengkulu 6 10.52 DI Yogyakarta 2 10.00 DKI Jakarta 3 8.85 Lampung 5 8.48 NTB 2 7.70 Jambi 1 7.50 Riau 7 6.99 Kalteng 2 5.10 Sulteng 3 4.79 Jateng 10 3.97 Bali 1 2.30 Jatim 7 2.08 Sulsel 2 1.00 Maluku 3 0.74 Papua 1 0.70 Gorontalo 1 0.40 Kalsel 1 0.30 NTT 2 0.11