TEMPO.CO, Jakarta -- Masyarakat Tionghoa Indonesia menginginkan sosok presiden yang peduli terhadap pluralisme. Ketua Forum Masyarakat Tionghoa Idris Sutarji mengatakan pihaknya memerlukan pemimpin yang bersikap toleran terhadap semua etnis, khususnya etnis Tionghoa.
"Tujuan acara ini adalah sebagai upaya kami selaku etnis Tionghoa mencari presiden yang peduli dengan pluralisme," kata Idris saat ditemui menjelang acara "Mencari Sosok Presiden Peduli terhadap Pluralisme" di Jakarta, Sabtu, 25 Januari 2014.
Menurut dia, Indonesia butuh pemimpin yang bisa menghargai multikultur. Sebab, Idris melanjutkan, dalam dasar negara telah dicantumkan adanya kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa.
Senada dengan Idrus, Direktur Political Wave Sony Subrata mengatakan isu SARA di media sosial tidak berpengaruh terhadap pilihan masyarakat. Menurut dia, masyarakat saat ini cenderung lebih memilih sosok presiden yang peduli terhadap pluralisme.
"Seperti kita ketahui contohnya pada saat pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, banyak yang mengembuskan isu SARA, tapi itu tidak berpengaruh terhadap pemenangan pasangan Jokowi-Ahok," kata Sony saat membuka acara seminar. "Oleh karena itu nantinya masyarakat akan memilih presiden yang benar-benar peduli terhadap pluralisme."
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
5 Maret 2023
4 Petinggi NasDem Bakal Dampingi Surya Paloh dalam Pertemuan dengan Prabowo di Hambalang
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pagi ini akan bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor