TEMPO.CO,Surabaya - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Farman, meragukan dugaan pembunuhan secara sengaja pada Michael, singa Afrika yang mati di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa lalu. "Kalau pembunuhan, butuh berapa orang untuk mengangkatnya," kata Farman saat dihubungi Tempo, Kamis, 9 Januari 2014.
Hasil otopsi KBS menyatakan penyebab kematian Michael adalah anoxia atau kekurangan oksigen dalam paru-paru. Singa jantan itu terjerat kawat yang biasa digunakan untuk membuka dan menutup kandang. Michael mati dalam posisi berdiri seperti orang gantung diri.
Menurut Farman, jika kematian Michael disengaja, tak mungkin hanya satu atau dua orang yang melakukannya. Berat singa berusia 1,5 tahun itu sekitar 300 kilogram. Panjangnya tiga meter. Meski begitu, "Kami masih menyelidiki lebih lanjut."
Polrestabes Surabaya telah memeriksa tujuh saksi. Di antaranya dua penjaga kandang, dua satpam, keeper, dokter hewan yang mengotopsi, dan Direktur Operasional KBS. Hingga saat ini, penyidik belum dapat menyimpulkan hasil pemeriksaannya. "Belum ada dugaan tersangka juga." (Baca: Singa Mati, KBS Jadi Pergunjingan Dunia)