Dosen Dokter Ayu Ikut Demo di Jakarta

Reporter

Rabu, 27 November 2013 20:38 WIB

Sejumlah dokter melakukan aksi solidaritas tolak kriminalisasi dokter di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta (27/11). Mereka mengajak masyarakat untuk mulai berpikir kritis dan objektif mengenai pelayanan kesehatan yang diberikan dokter termasuk menyadari tentang adanya resiko yang mungkin terjadi atas tindakan medis yang dilakukan. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis kandungan Ronny A. A. Mewengkang jauh-jauh dari Manado, Sulawesi Utara, ke Jakarta untuk bergabung dengan ribuan dokter dalam unjuk rasa di depan gedung Mahkamah Agung, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu, 27 November 2013. Bahkan, pria yang berumur 60 tahun lebih ini sebelumnya ikut berdemo di depan Bundaran Hotel Indonesia. "Saya mau bela mantan anak didik saya," kata Ronny kepada Tempo siang ini di depan gedung MA.

Ronny mengatakan, ketiga dokter yang divonis bersalah Mahkamah Agung yakni Dewa Ayu Sasiary Prawani, Hendry Simanjuntak, dan Hendy Siagian, adalah mantan muridnya. Dia juga mengaku pernah menjadi saksi dalam sidang majelis etik kedokteran saat ketiganya disidang.

Menurut Ronny, tak ada kesalahan yang dilakukan Ayu cs. Sebab, kata dia, seluruh prosedur medis yang dilakukan kepada pasien, Julia Fransiska Maketey, sudah tepat.

Dia menjamin kalau Ayu cs sudah berkomunikasi dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien sebelum operasi dilakukan. Bahkan Ronny menyebut ibunda Julia Fransiska sudah menandatangani lembar persetujuan operasi.

Menurut Ronny, pasien Julia Fransisca tiba di rumah sakit setelah mendapat rujukan dari puskesmas yang sudah tak mampu menangani Julia. Begitu pasien sampai di rumah sakit, dokter Ayu cs memang tak langsung melakukan operasi karena dokter Ayu harus melakukan observasi sebelum bertindak. "Walhasil tak bisa tidak, pasien harus menjalani operasi cesar," kata dia.

Saat dokter Ayu mulai menyayat dinding perut, ternyata darah yang keluar sudah berwarna hitam. Menurut Ronny, darah berwarna hitam lantaran pasien sudah mengalami kekurangan pasukan oksigen. Dalam operasi, bayi dalam rahim berhasil diselamatkan, namun ibunya tak tertolong. "Setelah diotopsi ternyata emboli atau penyumbatan oksigen di pembuluh darah," kata dia.

Kasus emboli pada ibu melahirkan sangat jarang terjadi. Bahkan Ronny menilai perbandingan kejadian emboli adalah 1:800 ribu. Emboli ini pun tak bisa diperkirakan dan sangat sulit dicari penyebabnya.

Mengenai tingginya tekanan darah pasien, yang mencapai 180/70, Ronny menyebut hal tersebut bukan masalah. Sebab sudah ada standar operasional yang baku dalam kasus ini. Bahkan Ronny yang sudah 40 tahun menjadi dokter mengaku pernah membantu operasi cesar pada pasien yang tekanan darahnya mencapai 220.

Ronny yakin dokter Ayu cs tak bersalah. Dia juga berharap Mahkamah Agung segera memproses Peninjauan Kembali yang diajukan kuasa hukum ketiganya. "Saya yakin mereka menang dalam PK."

Kasus dokter Ayu dan kawan-kawan berawal dari meninggalnya pasien yang mereka tangani, Julia Fransiska Maketey, di Rumah Sakit R.D. Kandou Malalayang, Manado, Sulawesi Utara, pada 10 April 2010. Keluarga Julia menggugat ke pengadilan negeri. Hasilnya, Ayu dan kedua rekannya dinyatakan tidak bersalah. Namun, di tingkat kasasi, ketiga dokter itu divonis 10 bulan penjara. (Baca: Dokter Ayu Menyesal Jadi Dokter)

INDRA WIJAYA


Terpopuler


Berita terkait

Biaya Kuliah Kedokteran UI, UGM, Unair, Unpad, Undip, UNS, ITS dan IPB University 2024

20 jam lalu

Biaya Kuliah Kedokteran UI, UGM, Unair, Unpad, Undip, UNS, ITS dan IPB University 2024

Rincian biaya kuliah kedokteran di UI, UGM, Unair, Unpad, Undip, UNS, ITS, hingga IPB University 2024

Baca Selengkapnya

31 Tahun Lalu Marsinah Ditemukan Meninggal, Salah Satu Pelanggaran HAM Berat yang Belum Tuntas

23 jam lalu

31 Tahun Lalu Marsinah Ditemukan Meninggal, Salah Satu Pelanggaran HAM Berat yang Belum Tuntas

Marsinah, buruh perempuan yang ditemukan meninggal karena siksaan. Siapa pelaku yang membunuhnya dengan luka tembak?

Baca Selengkapnya

KY Ungkap Hasil Investigasi Sementara Dugaan Pimpinan Mahkamah Agung Ditraktir Pengacara

1 hari lalu

KY Ungkap Hasil Investigasi Sementara Dugaan Pimpinan Mahkamah Agung Ditraktir Pengacara

Pimpinan Mahkamah Agung (MA) dilaporkan ke Komisi Yudisial (KY) atas dugaan pelangaran kode etik hakim karena ditraktir pengacara

Baca Selengkapnya

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

2 hari lalu

Alasan Mahkamah Agung Tak Lagi Publikasikan Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan

Juru bicara Mahkamah Agung Suharto mengatakan sejak putusan cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan dimuat di direktori, sudah diunduh sebanyak 623.766 kali.

Baca Selengkapnya

Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan Diunduh 600 Ribu Lebih, Mahkamah Agung Tutup Akses

2 hari lalu

Putusan Cerai Ria Ricis dan Teuku Ryan Diunduh 600 Ribu Lebih, Mahkamah Agung Tutup Akses

Mahkamah Agung atau MA resmi menutup akses publikasi perkara perceraian aktris Ria Ricis dan Teuku Ryan

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

6 hari lalu

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

7 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

7 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

8 hari lalu

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

Komisi Yudisial masih memverifikasi laporan dugaan pelanggaran kode etik pimpinan Mahkamah Agung

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

9 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya