PDIP Galang Penolakan Kepala Daerah Satu Orang  

Reporter

Editor

Amirullah

Selasa, 26 November 2013 14:37 WIB

Ketua Pansus RUU Pemilu Arif Wibowo saat membahas mengenai Undang-undang Pemilu di warung daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (14/4). Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pembahasan Rancangan Undang-Undang Pilkada yang membahas soal kepala daerah tidak lagi diusung satu paket terus mendapatkan penolakan. Fraksi PDI Perjuangan menyatakan tengah menggalang dukungan fraksi-fraksi lain untuk menjegal usulan tersebut.

"Sudah ada beberapa fraksi yang sepakat dengan usulan kami," ujar Arif Wibowo, politikus PDI Perjuangan, di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 26 November 2013.

Namun Wakil Ketua Komisi Pemerintah Dalam Negeri itu menolak membeberkan fraksi apa saja yang sudah sepakat dengan usulannya. "Jangan dulu, kami masih terus melakukan lobi," kata dia. (Baca: PKB hadang politik dinasti lewat revisi UU Pilkada)

RUU Pilkada yang berasal dari usulan Kementerian Dalam Negeri mengamanatkan kepala daerah yang dipilih hanya satu orang. Calon yang terpilih nantinya akan menunjuk sendiri pasangannya dari jajaran eselon satu pegawai negeri sipil. Gagasan ini adalah bentuk reaksi ketidakharmonisan kepala daerah dan wakilnya karena kepentingan politik masing-masing.

Namun usulan tersebut membuat pembahasan RUU mandek. Partai Demokrat menyatakan ada empat hal lain yang belum disepakati seluruh fraksi. Di antaranya kepala daerah tidak satu paket, sengketa pilkada dikembalikan ke Mahkamah Agung, anggaran pilkada yang dibiayai APBD, serta kepala daerah setingkat gubernur hanya dipilih oleh DPRD provinsi. Demokrat sendiri menyepakati seluruh usulan pemerintah itu.

Menurut Arif Wibowo, ketidakharmonisan terjadi lantaran tidak ada pengaturan dan sistem pengawasan yang baik terhadap kepala daerah dan wakilnya. "Semua serba dadakan, koalisi antarpartai diatur secara sempit," ujar dia.

Bila koalisi diatur lebih lama, misalnya setahun sebelum pemilihan kepala daerah, kata dia, kesepakatan yang dibangun akan cukup kuat. Kesepakatan itu juga harus diungkapkan ke publik supaya bisa diawasi langsung oleh masyarakat. "Selama ini konflik sembunyi-sembunyi karena sistem kesepakatannya tidak transparan," ujar dia.

TRI SUHARMAN







Berita lainnya:
Tiga Skenario PDIP Agar Jokowi Jadi Presiden
KPK: Tidak Ada yang Disembunyikan dari Boediono
Ikut Jokowi Blusukan, Megawati Punya Agenda 2014
Orang Dekat Setuju Jokowi Nyapres
Wartawan Tak Lagi Boikot Pemberitaan KPK

Berita terkait

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.

Baca Selengkapnya

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.

Baca Selengkapnya

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.

Baca Selengkapnya

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

10 Januari 2018

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.

Baca Selengkapnya

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

10 Januari 2018

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

10 Januari 2018

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

Hasto Kristiyanto juga menyebut PDIP dikucilkan dan hanya sekedar menjadi ornamen demokrasi selama 32 tahun Orde Baru.

Baca Selengkapnya

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

9 Januari 2018

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan partainya merasa ditinggal oleh PDIP dalam pilgub Jateng.

Baca Selengkapnya