Mahfud Md. Pemicu Koalisi Semua Partai
Editor
Yandi M rofiyandi TNR
Selasa, 26 November 2013 04:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, mengatakan bakal calon presiden dari partainya, Mahfud Md., bisa menjadi pemicu koalisi partai apapun, tidak hanya yang berlandaskan Islam. Menurut dia, kesamaan pandangan sebagai partai yang berdasarkan agama saja tak cukup untuk mengusung calon presiden.
"Karena koalisi partai Islam saja tak cukup mengusung," kata Muhaimin ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 25 November 2013. Dia mengatakan, Mahfud bisa menyatukan partai Islam dengan nasionalis. Selain itu, Muhaimin menilai Mahfud mempunyai kemampuan memimpin dan elektabilitas yang tinggi.
Menurut Muhaimin, komunikasi politik sudah mulai terjalin saat ini meski di forum informal. "Tak hanya dengan partai Islam, partai lain juga," ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini. Adanya Mahfud, membuka peluang berkoalisi dengan partai manapun.
Meski Mahfud mempunyai kemampuan menyatukan partai, Muhaimin tetap mengatakan bakal calon presiden PKB juga ada raja dangdut, Rhoma Irama. Rhoma dan Mahfud, kata Muhaimin sama-sama layak menjadi pemimpin nasional. Partai Kebangkitan Bangsa masih menunggu tingkat elektabilitas dua tokoh ini menjelang pemilu sebelum memutuskan pencalonan.
Riset Lembaga Survei Nasional, Mahfud dilihat sebagai tokoh yang dapat menjadi pemersatu partai Islam. Mahfud juga paling banyak dipilih dengan perolehan 16,4 persen. Di luar Mahfud, nama lain yang juga cukup banyak disebut responden adalah Rhoma Irama 9,6 persen dan Suryadharma Ali 9,1 persen.
Di sisi lain, elektabilitas partai-partai Islam anjlok dalam satu tahun terakhir. Survei dua lembaga selama 2013, yakni dari Lembaga Survei Nasional dan Indikator Politik, elektabilitas Partai Islam tak pernah lebih dari 6 persen. Bila hasil survei untuk PKB, PPP, PAN, PKS dan PBB dijumlahkan juga tak mencapai angka 20 persen. LSN menunjukan koalisi partai Islam hanya bisa mengumpulkan suara 18,1 persen sementara Indikator Politik 13,4 persen.
SUNDARI
Baca juga:
Aburizal Bakrie Jadi Cawapres Jokowi?
Siapa Saja yang Disadap Australia Sejak 1950?
Sosok Suhardi Alius, Kabareskrim Baru
Soal Megawati, Pengamat: Dia Selera Orang Tua