Jamaah Ahlulbait Protes Larangan Peringatan Asyura
Jumat, 15 November 2013 06:55 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) menyesalkan pelarangan bahkan pembubaran paksa perayaan Hari Asyura bagi kaum Syiah Indonesia di sejumlah daerah, Kamis, 14 November 2013. Mereka berencana mengadu ke Komnas HAM dan mengambil langkah hukum.
"Acara perayaan ini sudah berlangsung 20 tahun lebih tanpa halangan apa pun sebelumnya. Baru tahun ini dilarang bahkan dibubarkan paksa," ujar Ketua Dewan Syura Ikatan Ahlulbait, Jalaludin Rakhmat, di sela peringatan Hari Asyura di kompleks SMA Muthahari, Bandung, Kamis, 14 November 2013.
Ia memerinci, acara Hari Asyura di Surabaya dibubarkan paksa oleh kelompok tertentu. Perayaan serupa oleh Ijabi Sulawesi Selatan di Makassar juga diserbu dan dibubarkan sekelompok orang bersenjata tajam. Di Jakarta, perayaan Asyura Nasional 1435 Hijriah itu juga didesak dibubarkan.
"Di Bandung, perayaan Asyura juga terpaksa dipindahkan dari tempat semula," kata Jalal. Awalnya, IJABI Jawa Barat akan menggelar acara di Istana Kana, Jalan Kawaluyaan, namun terpaksa dipindahkan ke kompleks SMA Muthahari, Jalan Kampus II.
Lewat surat yang diteken Kepala Satuan Intelkam, Jalal melanjutkan, Polrestabes Bandung berdalih perayaan oleh IJABI Jawa Barat di Kawaluyaan tak mendapat rekomendasi Forum Komunikasi Ulama Kota Bandung dan Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat.
"Tapi sebenarnya polisi didesak kelompok ormas Islam bernama aneh yang mengatasnamakan warga masjid wilayah Kawaluyaan," kata Jalal. Atas alasan itu, Jalal menambahkan, IJABI akan melakukan beberapa langkah.
IJABI menilai ada perlakuan diskriminatif terhadap mereka, dan itu menjadi bahan untuk laporan pada sejumlah lembaga, seperti Komnas HAM, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, dan Ombudsman Nasional.
"Kami akan mensomasi Kepala Polda Jawa Barat, terutama aparat yang terlibat menandatangani penolakan izin bagi acara kami di Istana Kana," kata dia. "Aparat memberlakukan ketentuan mendadak, seperti harus ada rekomendasi FKUB dan MUI tanpa dasar jelas, dan itu berarti kesewenang-wenangan," kata Jalal lagi.
Pantauan Tempo di kompleks SMA Muthahari, Jalan Kampus II, 1.000 lebih jemaah Syiah Jawa Barat berdesakan di jalan yang diteduhi terpal, aula, juga di beberapa gedung sekolah sejak setidaknya pukul 17.00 WIB. Acara dibuka dengan pembacaan doa, kemudian salat magrib dan isya berjemaah.
Hingga acara usai jelang pukul 22.00 WIB, polisi dan tentara berseragam dan tanpa seragam tampak berjaga di beberapa titik sekitar lokasi acara.
ERICK P. HARDI