Rupa-rupa Film Sejarah Indonesia Era 1970-1990

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 11 November 2013 12:54 WIB

Sejumlah veteran berkumpul di halaman Gedung Indonesia Menggugat (GIM), pada acara memperingati Hari Pahlawan di Universitas Parahyangan, di Bandung, Jawa Barat (9/11). ANTARA/Agus Bebeng


3. Kereta Api Terakhir (1981)


Film ini merupakan film berlatar belakang peristiwa gagalnya perjanjian Linggar Jati oleh pihak Belanda. Film ini mengisahkan perjalanan kereta api terakhir dari lima kereta yang coba diselamatkan dari stasiun Purwokerto menuju Yogyakarta.

Perjalanan kereta api terakhir ini tidak mulus karena dihalang-halangi oleh Belanda dengan serangan udara. Perjalanan kereta terakhir yang penuh hambatan ini lantas menjadi inti cerita.

Kereta terakhir ini dikawal oleh Letnan Firman (Pupung Haris) dan Sersan Tobing (Gito Rollies). Sedangkan tokoh Letnan Sudadi (Rizawan Gayo) ditugaskan untuk mengawal kereta pertama.

Cerita Kereta Api Terakhir dikemas dengan kisah drama, memperlihatkan sisi kepahlawanan dan romantisme yang saling berpadu.

Kereta Api Terakhir dianggap sebagai film perang pertama yang menggunakan kereta api dalam latar perjuangan. Kereta api pada masa itu merupakan sebuah alat transportasi yang memiliki tingkat urgensi cukup tinggi.

Produser: G. Dwipayana
Sutradara: Mochtar Soemodimedjo
Penulis: Mochtar Soemodimedjo, Pandir Kelana
Pemain: Rizawan Gayo, Pupung Harris, Bangun Sugito, Soendjoto Adibroto, Deddy Sutomo

<!--more-->

4. Tjoet Nya' Dhien (1988)

Film ini menceritakan pejuang wanita asal Aceh, Tjoet Nja' Dhien. Istri dari pejuang Teuku Umar ini berjuang melawan tentara Kerajaan Belanda yang menduduki Aceh kala itu.

Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda ini dikenal sebagai perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda.

Dalam film ini diperlihatkan bagaimana dilema yang dialami oleh Tjoet Nja' Dhien sebagai seorang pemimpin, menggantikan suaminya, Teuku Umar, yang tewas tertembak oleh musuh.

Keras hati dan teguhnya Tjoet Nja' Dhien, yang diperankan oleh aktris kawakan Christine Hakim, dalam perang perlawanan menggambarkan keteguhan hati seorang wanita yang sangat mencintai rakyat, Tanah Air, dan agamanya.

Film ini juga diwarnai dengan kisah pengkhianatan yang berasal dari orang terdekat Tjoet Nja', yaitu Panglima Laot.

Film Tjoet Nya' Dhien dibuat tahun 1988. Film ini disutradarai oleh Eros Djarot dan menghabiskan biaya sekitar Rp 1,5 miliar.

Film yang memakan waktu syuting sekitar 2,5 tahun ini tidak sia-sia karena sukses memenangi Piala Citra sebagai Film Terbaik. Tjoet Nya' Dhien jadi film terlaris di Jakarta pada 1988 dengan 214.458 penonton (data dari Perfin).

Film ini juga merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan dalam Festival Film Cannes pada tahun 1989. Film ini mendapat Piala Citra FFI 1988 untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pameran Utama Terbaik, Cerita Terbaik, Musik Terbaik, Fotografi Terbaik, dan Artistik.

Film ini dibintangi Christine Hakim (Tjoet Nya' Dhien), Piet Burnama (Panglima Laot), Rudy Wowor (Snouck Hurgronje), dan Slamet Raharjo (Teuku Umar).

Sutradara: Eros Djarot
Produser: Alwin Abdullah, Alwin Arifin, Sugeng Djarot
Penulis: Eros Djarot
Pemain: Christine Hakim, Piet Burnama, Rudy Wowor, Slamet Rahardjo, Rosihan Anwar, Ibrahim Kadir, Huib van den Hoek, Roy Karyadi, Fritz G. Schadt, Robert Syarif, dan Rita Zahara

<!--more-->

5. Soerabaja '45 (1990)

Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata di Surabaya saat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Banyak pejuang yang gugur dalam peristiwa yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November ini.

Kisah dalam film ini dimulai ketka Jepang kalah perang dan proklamasi kemerdekaan Indonesia berkumandang di radio-radio. Saat itu kedatangan pasukan Inggris di Surabaya sempat diterima oleh masyarakat karena pasukan Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang.

Masalah mulai muncul saat pihak Inggris tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Berawal dari situlah pemuda-pemuda Surabaya angkat senjata melawan Inggris. Film ini menghadirkan karakter sosok terkenal seperti Bung Tomo (Leo Kristi). Ada pula gambaran adegan perobekan bendera Belanda dan tewasnya salah seorang Jenderal tentara Inggris.

Film ini menghabiskan dana sekitar Rp 1,8 miliar. Soerabaja '45 juga mendapat Piala Citra FFI 1991 untuk Sutradara Terbaik dan penghargaan Dewan Juri FFI 1991 untuk Film yang Menggambarkan Semangat Juang Indonesia.

Produser: Jeffry Hassan
Sutradara: Imam Tantowi
Penulis cerita: Imam Tantowi, Gatut Kusumo, Jeffry Hassan
Pemain: Nyoman Swadayani, Sasetyo Wilutomo, Leo Kristi, Juari Sanjaya, Usman Effendy, dan Tuty Kusnendar

AISHA S | BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

6 hari lalu

15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

17 hari lalu

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.

Baca Selengkapnya

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

17 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

17 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

29 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

37 hari lalu

Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?

Baca Selengkapnya

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

50 hari lalu

Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?

Baca Selengkapnya

Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

1 Desember 2023

Kisah Lafran Pane Pendiri HMI dalam Film Lafran Akan Tayang Februari 2024, Begini Perjuangannya

Lafran Pane merupakan pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Film Lafran tayang pada Februari 2024. Berikut biografinya.

Baca Selengkapnya