3. Kereta Api Terakhir (1981)
Film ini merupakan film berlatar belakang peristiwa gagalnya perjanjian Linggar Jati oleh pihak Belanda. Film ini mengisahkan perjalanan kereta api terakhir dari lima kereta yang coba diselamatkan dari stasiun Purwokerto menuju Yogyakarta.
Perjalanan kereta api terakhir ini tidak mulus karena dihalang-halangi oleh Belanda dengan serangan udara. Perjalanan kereta terakhir yang penuh hambatan ini lantas menjadi inti cerita.
Kereta terakhir ini dikawal oleh Letnan Firman (Pupung Haris) dan Sersan Tobing (Gito Rollies). Sedangkan tokoh Letnan Sudadi (Rizawan Gayo) ditugaskan untuk mengawal kereta pertama.
Cerita Kereta Api Terakhir dikemas dengan kisah drama, memperlihatkan sisi kepahlawanan dan romantisme yang saling berpadu.
Kereta Api Terakhir dianggap sebagai film perang pertama yang menggunakan kereta api dalam latar perjuangan. Kereta api pada masa itu merupakan sebuah alat transportasi yang memiliki tingkat urgensi cukup tinggi.
Produser: G. Dwipayana
Sutradara: Mochtar Soemodimedjo
Penulis: Mochtar Soemodimedjo, Pandir Kelana
Pemain: Rizawan Gayo, Pupung Harris, Bangun Sugito, Soendjoto Adibroto, Deddy Sutomo
<!--more-->
4. Tjoet Nya' Dhien (1988)
Film ini menceritakan pejuang wanita asal Aceh, Tjoet Nja' Dhien. Istri dari pejuang Teuku Umar ini berjuang melawan tentara Kerajaan Belanda yang menduduki Aceh kala itu.
Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda ini dikenal sebagai perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda.
Dalam film ini diperlihatkan bagaimana dilema yang dialami oleh Tjoet Nja' Dhien sebagai seorang pemimpin, menggantikan suaminya, Teuku Umar, yang tewas tertembak oleh musuh.
Keras hati dan teguhnya Tjoet Nja' Dhien, yang diperankan oleh aktris kawakan Christine Hakim, dalam perang perlawanan menggambarkan keteguhan hati seorang wanita yang sangat mencintai rakyat, Tanah Air, dan agamanya.
Film ini juga diwarnai dengan kisah pengkhianatan yang berasal dari orang terdekat Tjoet Nja', yaitu Panglima Laot.
Film Tjoet Nya' Dhien dibuat tahun 1988. Film ini disutradarai oleh Eros Djarot dan menghabiskan biaya sekitar Rp 1,5 miliar.
Film yang memakan waktu syuting sekitar 2,5 tahun ini tidak sia-sia karena sukses memenangi Piala Citra sebagai Film Terbaik. Tjoet Nya' Dhien jadi film terlaris di Jakarta pada 1988 dengan 214.458 penonton (data dari Perfin).
Film ini juga merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan dalam Festival Film Cannes pada tahun 1989. Film ini mendapat Piala Citra FFI 1988 untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pameran Utama Terbaik, Cerita Terbaik, Musik Terbaik, Fotografi Terbaik, dan Artistik.
Film ini dibintangi Christine Hakim (Tjoet Nya' Dhien), Piet Burnama (Panglima Laot), Rudy Wowor (Snouck Hurgronje), dan Slamet Raharjo (Teuku Umar).
Sutradara: Eros Djarot
Produser: Alwin Abdullah, Alwin Arifin, Sugeng Djarot
Penulis: Eros Djarot
Pemain: Christine Hakim, Piet Burnama, Rudy Wowor, Slamet Rahardjo, Rosihan Anwar, Ibrahim Kadir, Huib van den Hoek, Roy Karyadi, Fritz G. Schadt, Robert Syarif, dan Rita Zahara
<!--more-->
5. Soerabaja '45 (1990)
Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata di Surabaya saat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Banyak pejuang yang gugur dalam peristiwa yang kemudian terkenal dengan sebutan peristiwa 10 November ini.
Kisah dalam film ini dimulai ketka Jepang kalah perang dan proklamasi kemerdekaan Indonesia berkumandang di radio-radio. Saat itu kedatangan pasukan Inggris di Surabaya sempat diterima oleh masyarakat karena pasukan Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang.
Masalah mulai muncul saat pihak Inggris tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Berawal dari situlah pemuda-pemuda Surabaya angkat senjata melawan Inggris. Film ini menghadirkan karakter sosok terkenal seperti Bung Tomo (Leo Kristi). Ada pula gambaran adegan perobekan bendera Belanda dan tewasnya salah seorang Jenderal tentara Inggris.
Film ini menghabiskan dana sekitar Rp 1,8 miliar. Soerabaja '45 juga mendapat Piala Citra FFI 1991 untuk Sutradara Terbaik dan penghargaan Dewan Juri FFI 1991 untuk Film yang Menggambarkan Semangat Juang Indonesia.
Produser: Jeffry Hassan
Sutradara: Imam Tantowi
Penulis cerita: Imam Tantowi, Gatut Kusumo, Jeffry Hassan
Pemain: Nyoman Swadayani, Sasetyo Wilutomo, Leo Kristi, Juari Sanjaya, Usman Effendy, dan Tuty Kusnendar
AISHA S | BERBAGAI SUMBER