TEMPO.CO, Jakarta - Iis Dahlia mengatakan apabila diperlukan, dirinya siap dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kesiapan Iis terkait dengan namanya yang belakangan ini muncul sebagai salah satu penyanyi dangdut yang ikut menerima uang transferan dari Akil Mochtar. Selain Iis, ada pedangdut lain, seperti Evie Tamala dan Ria Fitria atau dikenal dengan nama Rya KDI.
Dengan jujur Iis mengatakan dirinya memang diajak menjadi pengisi acara dalam kampanye pilkada Gubernur Kalimantan Barat pada November 2007 oleh Akil Mochtar, yang saat itu mencalonkan diri dalam pilkada tersebut.
"Dan gue sudah paparkan sebagai penyanyi yang dikontrak untuk kampanye ya urusannya profesional. Gue enggak terima transferan secara pribadi. Semua diatur dan melalui manajemen gue," kata Iis yang dihubungi Tempo pada Selasa malam, 5 November 2013.
Wanita kelahiran Bongas, Indramayu, Jawa Barat, 29 Mei 1972 ini mengakui sebagai penyanyi dia hanya berpikir dalam urusan profesional. Dia bersedia dikontrak untuk acara kampanye dan dibayar dengan harga yang sesuai.
"Gue enggak berpikir asal-muasal uang yang buat bayar gue darimana? Gila aja. Kalau gue pakai asas curiga begitu bisa enggak dapat job dong!"
Namun, kejadian ini membuat Iis berhati-hati. Dia bahkan sedang mempersiapkan diri untuk bertanya pada orang yang lebih paham soal hukum supaya peristiwanya tidak terulang.
"Asli, gue bingung juga kan kontrak menyanyi kampanye Pak Akil di tahun 2007, semasa dia jadi politikus, belum Ketua Mahkamah Konstitusi. Apa iya terkait dengan kasusnya sekarang?" ujarnya bingung.
Iis juga menyanggupi diri apabila kasus ini benar melibatkan dirinya dan harus berurusan dengan KPK, dia siap dan kooperatif menjalani pemeriksaan. "Ya sebagai warga negara yang baik gue mesti tunjukan kalau gue taat hukum. Dan gue merasa benar, jadi enggak perlu takut," ujarnya yakin.
