Sebagian Tanah di Solo Valley Dijadikan Embung  

Reporter

Kamis, 7 November 2013 03:00 WIB

Sejumlah petani menjaga tanggul yang dijebol di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (6/1). ANTARA/Aguk Sudarmojo

TEMPO.CO, Bojonegoro - Sebanyak 30 embung tengah dibangun di tanah Solo Valley di jalur selatan Kabupaten Bojonegoro. Puluhan embung itu dibangun untuk mengantisipasi kekeringan, terutama di wilayah selatan yang jauh dari Sungai Bengawan Solo.

Solo Valley merupakan kanal yang dibangun pemerintah Belanda di era Ratu Wilhelmina sekitar tahun 1935-an. Hulu sungai berada di desa di Kecamatan Ngraho. Sungai melewati beberapa kecamatan di selatan Bojonegoro lalu tembus hingga di daerah Bayeman, Kecamatan Baureno. Panjang sungai sekitar 73 kilometer sedangkan lebar sungai ini sekitar 100 meter.

Tetapi, sesuai data di Dinas Pekerjaan Umum, tanah Solo Valley melewati empat kabupaten yaitu di Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Gresik. Luas totalnya mencapai 160.000 hektare. Tanah milik negara ini sebagian dikelola masyarakat untuk pertanian, perkebunan, dan perikanan darat.

Menurut Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, ada 30 embung yang dibangun di jalur Solo Valley. Embung yang dibangun ini merupakan bagian dari program 1000 embung selama empat tahun ke depan. Hingga kini, jumlah embung yang sudah dibangun sekitar 100 unit. Lokasi Solo Valley dipilih karena berstatus tanah negara, sehingga proses penanganannya relatif mudah. "Ya, sudah mulai," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 6 November 2013.

Selama ini, daerah Bojonegoro bagian selatan sudah akrab dengan krisis air bersih dan kekeringan jika musim hujan tiba. Wilayah itu misalnya Kecamatan Tambakrejo, Dander, Sukosewu, Temayang, Sekar, Kedungadem, Kepohbaru, Ngambon, dan sebagian di Ngasem. Hal itu berbanding terbalik dengan sebagian kecamatan di Bojonegoro yang dilewati Sungai Bengawan Solo. Di wilayah tersebut, ketersediaan air relatif masih ada jika kemarau datang.

Untuk kebutuhan dan pemerataan air, Bupati Bojonegoro Suyoto kemudian membuat program pembangunan 1000 embung. Dijadwalkan embung bisa terbangun semuanya pada 2017.

Sementara itu, Kepala Seksi Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Muchtarom, mengatakan, jalur Solo Valley selama ini dikelola masyarakat. Dia menyebutkan, areal sungai yang sebagian sudah dangkal itu dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan sejenisnya. "Ya, proses itu sudah bertahun-tahun," katanya kepada Tempo,Rabu, 6 November 2013.

Jalur di sudetan Solo Valley bisa lebih diefektifkan. Misalnya, jika tanah dikeruk, areal pertanian akan memperoleh manfaat, terutama lahan yang berada di Bojonegoro bagian selatan. Namun, pengerukan tanah itu memerlukan biaya yang besar. "Seperti membuat sungai baru lagi," ujarnya.

SUJATMIKO

Berita populer:
Ibas Disebut Punya Tato, Ani SBY: Itu Fitnah Keji

Insiden Es Tebu Rombongan Golkar Riuh di Twitter

Gadis Virtual Sukses Deteksi Ribuan Pedofil

Cara Ratu Atut Habiskan Rp 1 Miliar untuk Dandan

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

10 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

12 hari lalu

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

Masalah krisis air yang menghantui dunia kreap dibahas dalam World Water Forum, musyawarah khusus di tingkat dunia.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

22 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

59 hari lalu

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Baca Selengkapnya

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

14 Maret 2024

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.

Baca Selengkapnya

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

28 Februari 2024

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

Krisis air diproyeksikan akan meningkat karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

16 November 2023

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

Untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih, BPBD Tangsel terus mendistribusikan air bersih.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu Rusak Pipa Air, 1.200 Warga Boyolali Alami Krisis Air

29 Oktober 2023

Kebakaran Hutan Gunung Merbabu Rusak Pipa Air, 1.200 Warga Boyolali Alami Krisis Air

Kebakaran hutan Gunung Merbabu, Jawa Tengah yang telah merambah wilayah Kabupaten Boyolali menyebabkan pipa saluran air bersih

Baca Selengkapnya

Antisipasi Perubahan Iklim dengan Perubahan Gaya Hidup

16 Oktober 2023

Antisipasi Perubahan Iklim dengan Perubahan Gaya Hidup

Kepala BMKG mengatakan perubahan gaya hidup menjadi kunci mengantisipasi krisis air dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

BMKG Meminta Kesetaraan dan Keadilan Akses Air Bersih di World Water Forum

13 Oktober 2023

BMKG Meminta Kesetaraan dan Keadilan Akses Air Bersih di World Water Forum

Salah satu penyebab utama krisis air bersih adalah terus meningkatnya emisi gas rumah kaca yang berdampak pada peningkatan laju kenaikan suhu udara.

Baca Selengkapnya