Pengelolaan Laut Indonesia Dinilai Gagal  

Reporter

Minggu, 3 November 2013 16:22 WIB

Ilustrasi kapal nelayan. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua kegagalan paradigma pembangunan dalam praktek pengelolaan laut Indonesia. Indonesia semakin jauh disebut negara maritim, padahal dari sisi wilayah laut mendominasi dua pertiga dari keseluruhan luas Indonesia.

Kegagalan pertama, pembangunan gagal menempatkan laut sebagai ruang hidup menyatukan. Dengan komposisi sekitar 60 persen rakyat Indonesia tinggal di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, bahkan sebagian rakyat di antaranya ada yang melanjutkan tradisi hidup di atas laut, kondisi ini jelas merugikan.

Lalu, penyeragaman pembangunan kota-kota pantai dan moda transportasi cenderung mengarah pada wilayah daratan, seperti di Pulau Jawa, telah menyulitkan akses antarpulau di timur Indonesia yang membutuhkan moda transportasi laut. (Baca: RI Dorong Keamanan Pangan dan Sektor Kelautan)

“Belakangan, laut juga diposisikan sebagai tong sampah raksasa dengan adanya 5,3 juta ton dari 7 juta ton limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) memenuhi lingkungan dan muara sungai di seluruh wilayah pesisir Indonesia,” kata Dr M. Riza Damanik dalam diskusi Teknologi, Ekonomi Kelautan, dan Kewirausahaan pada 2 November 2013 di ASEAN Room, Hotel Sultan, Jakarta.

Diskusi yang digelar Yayasan Suluh Nuswantara Bakti dan digagas Pontjo Sutowo itu menampilkan pembicara Prof Dr H. Didin S. Damanhuri, M. Harjono Kartohadiprodjo SH, Dr M. Riza Damanik, dan moderator Prof Dr Bambang Wibawarta.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice dan Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) ini, celakanya, pemerintah justru membiarkan dan menerima pasokan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang datang dari berbagai negara, seperti dari Jepang, Cina, Prancis, Jerman, India, Belanda, dan Korea.

Di Nusa Tenggara Barat, misalnya, ada 140 ribu ton limbah tailing dari PT Newmont Nusa Tenggara yang setiap hari dibuang ke Teluk Senunu. Selain lingkungan, kehidupan nelayan secara ekonomi, sosial, dan budaya terpuruk.

Minimnya instrumen pertahanan dan keamanan di laut membuat semakin suburnya praktek kejahatan di kepulauan Indonesia, seperti pencurian ikan, penyelundupan kayu, narkoba, sampai perdagangan antarmanusia.

Indonesia dikondisikan jadi negara kontinen. Market di luar, kalau negara kelautan, pasar di dalam. "Kini kondisinya lebih murah kirim ikan dari Sulawesi ke Vietnam daripada ke Jawa," kata Riza.

Kedua, hilangnya pertimbangan dimensi sosial budaya kelautan dalam tiap tahapan diplomasi internasional yang mengikat Indonesia.

EVIETA FADJAR

Berita Terpopuler

Kesal Pemberitaan Tempo, Roy Suryo Kutip SBY
Roy Suryo Tuntut Tempo.co Minta Maaf
Ada Aliran Duit Mencurigakan di Rekening Wawan
Pengamat Ragukan Kemampuan Hamdan Zoelva Pimpin MK
Rekrutmen CPNS Diduga Sarat Kecurangan

Berita terkait

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

11 Januari 2024

Menteri Trenggono Ungkap Fokus KKP di 2024: Masih Program Ekonomi Biru

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan prioritas KKP tahun ini masih fokus pada pelaksanaan program-program berbasis ekonomi biru.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

28 November 2023

Pencapaian Konas Pesisir XI jadi Masukan Perubahan UU Kelautan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Konferensi Nasional XI Pengelolaan Sumber Daya Laut

Baca Selengkapnya

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

10 November 2023

Disentil Ganjar, Apa Kabar Janji Tol Laut Jokowi?

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengkritik sektor maritim tanah air.

Baca Selengkapnya

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

30 Oktober 2023

BMKG Ajak Kolaborasi Data Kelautan Dunia untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Ketersediaan data dan informasi yang akurat mengenai laut menjadi salah satu bentuk mitigasi dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

24 Oktober 2023

Jokowi Mau Lanjutkan Hilirisasi ke Sektor Perkebunan hingga Kelautan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan progran hilirisasi bakal berlanjut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

22 Oktober 2023

Mengenal Ocean Young Guards, Komunitas Mahasiswa Unpad Penjaga Ekosistem Laut

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran atau Unpad mendirikan komunitas Ocean Young Guards.

Baca Selengkapnya

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

20 Juli 2023

RI Bakal Gelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan, Bahas Isu Iklim hingga Pencemaran

Pemerintah akan menggelar Forum Negara Pulau dan Kepulauan (Archipelagic and Island States/Ais Forum) pada 10-11 Oktober 2023 di Bali. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Kemenko Marves menyebut, forum tersebut akan menghadirkan delegasi dari 51 negara anggota Ais Forum.

Baca Selengkapnya

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

23 Juni 2023

Siapa Pasang Pagar di Laut Tangerang? Dinas Perikanan, Kelautan dan Polairud Banten Tak Ada yang Tahu

Pagar bambu memagari wilayah laut di peraiaran Kabupaten Tangerang. Memanjang hingga berkilo-kilometer. Tidak ada yang tahu siapa yang pasang.

Baca Selengkapnya