Din Syamsudin Menolak Dicalonkan Sebagai Ketua Umum PAN

Reporter

Editor

Jumat, 10 Desember 2004 18:27 WIB

TEMPO Interaktif, Boyolali: Wakil Ketua PP Muhammadiyyah, Din Syamsudin menolak dijagokan menjadi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2005-2009. Din menegaskan dia memilih lebih berkonsentrasi di Muhammadiyyah dan tidak akan terjun ke partai politik. Seperti diketahui, nama Din Syamsudin santer akan menjadi salah satu calon Ketum PAN pada kongres Januari mendatang, setelah namanya disebut-sebut Amien Rais, Ketum PAN saat ini. Bahkan Amien terang-terangan mendukung Din menggantikannya pada kongres nanti. Di mata Amien, Din merupakan tokoh yang pas buat PAN ke depan karena ia adalah tokoh muda yang cerdas dan memiliki pergaulan internasional yang luas. Atas pencalonan tersebut, Din menolak dengan halus. Ia mengaku sudah tidak pas lagi terjun ke Parpol termasuk PAN. Selain dirinya bukan orang internal PAN, Din juga sudah meneguhkan janjinya kepada Muhammadiyyah untuk mengurus organisasi ini. "Saya terima kasih itu merupakan amanat dan kepercayaan. Tapi amanah saya sebagai Wakil Ketua Muhammadiyyah juga belum saya selesaikan. Selain itu saya punya obsesi memilih bergerak di bidang kultural bersama ormas Islam lainnya. Karena itu saya lebih merasa bermanfaat bergerak di perjuangan kultural ini dan tidak terjun lagi ke partai politik," paparnya kepada wartawan disela-sela acara Muktamar X Nasyiatul Aisyiyah di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jumat (10/12).Lebih jauh Din Syamsudin mengakui selain dukungan dari Amien Rais, sebenarnya sejumlah pengurus wilayah dan daerah PAN juga sudah menghubungi dirinya agar bersedia menjadi Ketum PAN mendatang. Katanya, mereka akan memberikan dukungan resmi saat kongres PAN nanti. Apakah penolakan mencalonkan sebagai Ketum PAN ini karena Din akan mencalonkan diri menjadi Ketua PP Muhammadiyyah? "Kalau masalah itu, sebagai kader Muhammadiyyah kita tidak boleh berorientasi kepada kekuasaan. Harus siap mengabdi dimana saja. Dalam posisi apapun. Bahkan bisa diluar Muhammadiyyah, bisa di MUI atau lainnya," ujarnya diplomatis. Ia berharap PAN ke depan makin membuka diri kepada kelompok-kelompok lain. Karena partai ini memiliki peluang besar menjadi partai modern dan besar kalau benar-benar dikelola secara benar dan professional. Ia menilai kelemahan PAN saat ini tidak memiliki operator dan komunikator politik. "PAN sangat tergantung dengan Amien Rais. Ketergantungan pada tokoh tertentu ini harus dihilangkan PAN," ujarnya. Anas Syahirul

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

6 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

1 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

2 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

3 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

6 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

8 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

8 hari lalu

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

8 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya