TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Konferensi Wali Gereja Indonesia Romo Benny Soesatyo meminta partai politik membenahi sistem rekrutmen. Romo Benny mengatakan, dengan kondisi sistem rekrutmen seperti sekarang maka yang mengisi politik adalah pedagang dan prajurit.
"Padahal yang seharusnya mengisi partai politik adalah seorang filsuf," kata Romo Benny dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2013. Menurut dia, jika diisi oleh seorang filsuf maka politik akan lebih banyak berbicara mengenai kebijaksanaan. "Sekarang politik kita lebih banyak bicara ngalor ngidul tanpa pernah bicara substansi," kata dia.
Romo Benny mengatakan, saat ini politik direndahkan martabatnya oleh perilaku elite politik. Politik menjadi tidak rasional dan menjadi lawakan paling lucu. "Politik hanya sekadar menjadi dagangan dan tontonan, tidak menjadi tuntunan," kata dia.
Karena itulah, Romo Benny meminta agar partai politik berani mendesain dan membenahi orang-orang yang duduk di parlemen. Salah satu kuncinya adalah pengkaderan partai politik. Dia mengatakan, seharusnya partai politik tak diisi oleh petualang politik.
Dia mengkritik banyak orang yang ujug-ujug menjadi pemimpin politik. Misalnya, ada seseorang yang tak pernah ikut organisasi tiba-tiba menjadi calon pemimpin. "Asal punya media televisi, kemudian dia dijadikan tokoh," kata dia.