TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Peserta Dialog Lintas Agama yang diikuti 13 negara sepakat menjadikan Yogyakarta sebagai tempat Pusat Kerjasama Agama dan Budaya. ?Yogya sebagai lahan subur kerukunan umat beragama, spiritualitas dan pendidikan. Jadi saya kira untuk monumental, Yogya kita jadikan pusat lembaga ini,: ujar Din Syamsudin, Ketua Panitia Pelaksana Dialog yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pembentukan pusat kerjasama agama itu memang jadi salah satu dari enam rekomendasi Dialog Lintas Agama yang ditutup, Selasa (7/12) sore di Yogyakarta. Menurut Din, peserta sepakat membangun kedamaian, saling menghargai diantara peradaban agama di kawasan Asia Pasifik. Peserta juga menyatakan mengutuk atau mengecam keras terhadap kekerasan dan terorisme. Oleh karena itu mereka sepakat untuk mengambil tindakan nyata dalam komunitasnya masing-masing, mengembangkan kerukunan hidup antar umat beragama dan kelompok. Peserta mencatat, pentingnya pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pembukaannya yang menegaskan, prasangka etnis maupun keagamaan yang ditambah rivalitas ekonomi dan politik akan menimbulkan konflik. Oleh karena itu Presiden menekankan pentingnya solusi untuk tidak mengabaikan realitas perbedaan yang ada, tetapi lebih penting lagi untuk memantapkan apa yang menjadi persamaan antar kelompok-kelompok masyarakat.Dialog di Yogyakarta, menurut peserta sebagai awal yang baik bagi proses berikutnya dan adanya komunikasi tokoh-tokoh agama negara peserta. ?Terutama dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dan dihadapi termasuk membangun suatu hubungan masa depan yang penuh dengan kerukunan dan pertalian,? kata Din. .LN Idayanie?Tempo