Menkes Akan Tinjau Kuisioner Ukuran Kelamin Siswa

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Minggu, 8 September 2013 08:47 WIB

Ratusan siswa SMPN 2 Tangerang mendengarkan ceramah saat mengikuti pesantren kilat di Masjid Raya Al-Azhom, Tangerang, Banten, (22/7). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi mengatakan kementeriannya siap mengevaluasi program penyebaran kuisioner tentang alat reproduksi remaja yang belakangan menuai polemik. "Kalau memang ada yang merasa tersinggung dan tidak pas, kami bersedia meninjau kembali," kata Nafsiah di kawasan Monas, Jakarta, Ahad, 8 September 2013.

Menurut Nafsiah, penyebaran kuisioner tentang kesehatan reproduksi remaja merupakan program deteksi dini. Pertanyaan tentang ukuran alat kelamin hanyalah satu dari rangkaian pertanyaan untuk mengukur tingkat kesehatan resproduksi siswa. Program ini pun sudah diberlakukan sejak 2010 dan sudah disetujui kementerian terkait seperti Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.

Pertanyaan dalam kuisioner, Nafsiah melanjutkan, juga sudah dikonsultasikan dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Program juga sudah diberlakukan sejak 2010 di sudah diujicobakan di enam provinsi. "Jadi kalau sekarang ada yang mengeluhkan silakan saja nanti akan kami bicarakan lagi dan undang pihak terkait."

Mengenai pertanyaan ukuran alat kelamin yang dulengkapi gambar kelamin pria dan payudara perempuan, Nafsiah menyatakan seharusnya tak jadi soal. Pertanyaan itu kata dia bersifat rahasia dan hanya diisi dan diketahui oleh siswa bersangkutan. Jawaban kuisioner inilah yang kemudian dikumpul dan dianalisa dinas kesehatan setempat. "Kalau ada kelainan dan perkembangan prematur kan bisa segera dirujuk dan dilakukan tindakan sedini mungkin."

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia meminta pemerintah segera menarik kuisioner. Pertanyaan tentang ukuran alat kelamin siswa itu dinilai tak relevan dengan kampanye kesehatan reproduksi pada siswa. Apalagi pertanyaan diberikan secara terbuka dan tak diikuti dengan pendampingan dari dinas kesehatan. "Kesehatan reproduksi siswa harusnya diarahkan pada upaya mewujudkan hidup bersih dan terhindar dari perilaku seks berisiko," kata komisioner KPAI bidang Pornografi dan Napza, Maria Advianti.

Menanggapi relevansi pertanyaan ini, Nafsiah mengatakan seharusnya tak menjadi perdebatan. Usia SMP, menurut dia sudah cukup bagi siswa untuk mengetahui kesehatan pribadinya. Apalagi kuisioner juga memberi catatan pendampingan bagi siswa yang tak memahami beberapa pertanyaan.

Beredarnya kuesioner yang meminta siswa menyebutkan ukuran kelamin ini mencuat dari laporan salah satu orang tua siswa kelas VII di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Sabang, Provinsi Aceh. Kuesioner itu berisi gambar contoh payudara, kelamin perempuan, dan kelamin laki-laki. Masing-masing ada empat nomor dari gambar tersebut, dari ukuran kecil hingga besar. Siswa disuruh melingkari salah satu nomor.

IRA GUSLINA SUFA



Topik terhangat:
Vonis Kasus Cebongan | Jokowi Capres? | Miss World | Penerimaan CPNS

Berita lainnya:
Jokowi Semobil Lagi Dengan Megawati
Apa Saja Mobil Politikus PDI Perjuangan?
Dukungan Pencapresan Jokowi Mengalir dari Amerika
Puji Jokowi, Megawati Pakai Bahasa Simbolis Jawa

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

4 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

13 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

13 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

23 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

40 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

41 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

7 Maret 2024

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya