TEMPO Interaktif, Palu:Aparat kepolisian Poso saat ini terus melakukan razia terhadap para pengguna jalan yang melalui daerah bekas konflik ini. Penjagaan ketat ini untuk mengantisipasi masuknya provokator yang mungkin memanas-manasi situasi menyusul pembunuhan Kepala Desa Pinedapa Carminalis Ndele, Jumat lalu. Sekitar 1.800 aparat kepolisian dan 800 prajurit TNI saat ini menjaga wilayah Poso. Pos penjagaan yang paling ketat terdapat di Desa Tumora, pintu gerbang memasuki wilayah Poso. Aparat keamanan tanpa pandng bulu menggeledah setiap orang yang hendak memasuki Poso. Akibat razia itu, sejumlah warga yang ingin mudik ke Provinsi Sulawesi Selatan terhambat perjalannnya. Asrahuddin, 20 tahun, mahasiswa Universitas Tadulako, mengeluh perjalananya terganggu. Warga Palopo, Kabupaten Luwu, ini mengatakan perjalannya kalau normal hanya 16 jam, tapi karena ada pemeriksaan waktunya bisa dua hari. “Saya sudah terbiasa ditahan kalau ada kejadian di Poso, paling cepat dua hari baru sampai di rumah,” katanya. Para sopir truk dan bus juga mengeluh dengan adanya razia. Rusman, sopir truk yang biasa barang-barang dari Makassar ke Sulawesi Tengah, mengatakan merugi bila melintas Poso dalam kondisi seperti sekarang. Ia mengatakan, dirinya harus melewati 134 pos keamanan dan semuanya minta uang rokok. “Saya harus siapkan paling sedikit Rp 300 ribu untuk penjaga pos.” Pendeta Yeni dari Rononuncu, Kecamatan Lage, menyesalkan pembunuhan Kepala Desa Pinedapa, Carminalis. “Kami sangat kecewa dengan kasus ini, untuk kesekian kalinya warga Poso terbantai sia-sia.” Ia menilai, pembunuhan Carminalis yang kebetulan warga nasrani merupakan kegagalan pemerintah memberikan rasa aman bagi warganya. Karena itu, ia minta pemerintah segera menyelesikan konflik Poso secara tuntas. Carminalis dibunuh secara sadis dengan dipenggal kepalanya. Potongan kepala korban ditemukan dibungkus tas plastik di pinggir jalan di Kelurahan Soya, Kecamatan Poso Kota, Jumat (5/11) pagi. Aparat menemukan tubuh korban saat penyisiran di Desa Masani, di kaki Gunung Potong, sekitar dua kilometer dari rumah korban. Polisi sejuh ini mencurigai orang yang bertamu ke rumah korban sebelum terjadinya pembunuhan. (Darlis)