Begini Suasana Sekolah Pembauran Sofyan Tan

Rabu, 21 Agustus 2013 22:25 WIB

Sofyan Tan ditengah-tengah siswa Perguruan Sultan Iskandar Muda, di Medan, Sumatera Utara. TEMPO/Tommy Satria

TEMPO.CO, Medan - Bel sekolah berbunyi, tanda istirahat para siswa sudah tiba. Sekejap, lapangan basket, kantin, dan tempat-tempat bermain sesak. Siswa berhamburan dari kelas mereka.

Pada sebuah sudut yang tak riuh, tiga bocah sekolah dasar berambut cepak rapi saling toyor sembari terpingkal-pingkal. Satu bocah Melayu, Tionghoa, dan India Tamil tampak hanyut dalam canda. “Mereka sudah lupa kalau berbeda, saling baur tanpa bertanya kenapa matamu sipit atau kenapa kulitmu keling,” kata Sofyan yang menemani Tempo berkeliling sekolah, Juli 2013 lalu.

Sofyan lantas membawa Tempo melongok ke halaman belakang sekolahnya. Di tanah lapang seluas hampir 300 meter persegi, berdiri tiga buah rumah ibadah dan satu pendopo. Masing-masing ada masjid, gereja, vihara, dan pendopo yang kerap dipakai upacara para siswa yang beragama Hindu.

“Kami biasakan siswa melihat keberagaman ini, bahkan bagi yang bersedia, tak jarang mereka saling membersihkan tempat ibadah agama yang berbeda. Agar mereka paham bagaimana rasanya hidup berdampingan,” kata Sofyan.

Tahun ini Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda genap berusia 25 tahun. Sejak diinisiasi pada 1987, kemudian beroperasi pada Agustus 1988, perguruan ini terus berkembang. Murid yang awalnya hanya tercatat 171 orang, dari tahun ke tahun jumlahnya terus membengkak.

Kini sekolah yang awalnya hanya berupa gubuk itu sudah mentereng dengan ruang-ruang kelas yang menjulang setinggi empat lantai. Sekolah ini sudah meluluskan hampir 3.000 orang. Istimewanya, hampir lebih dari separuh lulusan itu memperoleh pendidikan secara cuma-cuma. Sekolah ini memiliki banyak orang tua asuh.

“Sistem pengasuhan di sini menganut asas pembauran. Kami selalu melakukan persilangan, di mana donatur Tionghoa akan membiayai siswa dari etnis Melayu, Tamil, atau Batak, tak ada yang diistimewakan,” kata dia.

Keberagaman, toleransi, serta cinta kasih merupakan nilai pelajaran yang ditonjolkan di sekolah yang kini tak bisa lagi disebut sederhana ini. Nilai-nilai itu kini terlembaga dalam sebuah kurikulum baku yang tak ditemui di sekolah umum lain.

“Kurikulum kami sebenarnya biasa, hanya setiap pengajar di sekolah ini wajib menyelipkan cerita-cerita soal pentingnya menjadi saling berbeda dan berusaha menghormati perbedaan itu,” kata Sofyan dengan nada yang rendah hati.

SANDY INDRA PRATAMA

Berita Terpopuler:
5 Teknologi yang Mengancam Manusia

Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'

Sidang Kasus Cebongan, Hakim dan Oditur Ketakutan

Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara

Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

34 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

50 hari lalu

Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.

Baca Selengkapnya

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.

Baca Selengkapnya