Buka Puasa Bersama Umat Ahmadiyah Wonosobo

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 5 Agustus 2013 19:57 WIB

Warga Ahmadiyah asal Wonosobo menunggu di dalam angkutan pulang di Kompleks PIRI Baciro, Yogyakarta, Jumat (13/01/2012). Warga Ahmadiyah dipulangkan setelah terjadi desakan dari berbagai ormas Islam untuk menghentikan pengajian tahunan Jemaah Ahmadiyah di kompleks PIRI Baciro. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Suara bedug terdengar di Masjid besar Al-Mubarok, Selasa sore, 29 Juli 2013. Masjid yang berlokasi di di Dusun Sumber, Desa Lumajang, Kecamatan Watumalang, Wonosobo itu biasa digunakan umat Ahmadiyah. Masjid megah itu bercat putih dan masih baru.

Bersebelahan dengan masjid terletak rumah tokoh Ahmadiyah, Muharto. Ia adalah cucu Sabitun, pembawa ajaran Ahmadiyah pertama kali di Wonosobo. Rumah besar yang dihuni Muharto bergaya arsitektur Eropa dan Jawa. Dindingnya berupa kayu yang menutup rapat seluruh ruangan untuk menghalau dingin. Ada empat jendela. Di sana terpajang gambar Pangeran Diponegoro. Ada juga gambar tokoh panutan warga Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad. Rumah besar ini merupakan lokasi pertemuan aktivis Ahmadiyah.

Tempo sempat berbuka puasa bersama Muharto beserta isteri dan Mubaligh Ahmadiyah Wonosobo, Sajid Ahmad Sutikno di rumah itu. Kami menyeruput teh hangat yang dituangkan dari teko berbahan seng. Pegangan teko berkarat. Ada ketela mengepul yang ditanak. Ketela itu diletakkan menumpuk di atas sebuah piring. “Monggo disambi (silakan dinikmati),” kata Muharto.

Hidangan khas desa itu bersanding dengan kitab terjemahan The Holy Qur’an dalam bahasa Jawa. Muharto biasa mengaji menjelang Magrib. Ia berjas panjang selutut berwarna coklat dan bersarung untuk menghalau dingin.

Setengah jam kemudian Tempo memutari meja dapur rumah. Hidangan nasi panas, sambel lombok hijau, daun bayam, dan lodeh tahu menyambut kami. Kami makan sambil mengobrol santai di bawah lampu yang meredup. Seusai makan kami salat berjamaah di masjid besar. Gerakan salat umat Ahmadiyah tidak berbeda dengan gerakan salat yang biasa dijalankan mayoritas umat Islam Indonesia.

Mubaligh Ahmadiyah Wonosobo, Sajid Ahmad Sutikno mengatakan Dusun Sumber mayoritas dihuni warga Ahmadiyah. Sebanyak 300 kepala keluarga tinggal di kampung ini. Berjarak 1 kilometer dari kampung itu ada kampung Deles tempat warga Muhammadiyah bemukim. Hanya setengah kilometer dari Sumber ada kampung Bakalan dan Salaman yang mayoritas warganya menganut Islam gaya NU. Mereka saling silaturahmi dan selama ini tidak pernah ada gesekan berlatar belakang agama.

Masjid warga Ahmadiyah, Wonosobo, Al- Mubarok Sumber berdiri megah di lereng Gunung Bisma. Di masjid besar ini pernah diadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad dengan mengundang pembicara, yakni Kiai NU bernama Fauzi.

Menurut Sutikno mayoritas warga Ahmadiyah tinggal di Dusun Sumber. Rumah mereka bergerombol di lereng gunung. Kampung itu berada pada ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Perkampungan dikelilingi ladang tembakau, kentang, dan lombok. Kawasan ini subur, dengan pemandangan ke arah selatan nun jauh di sana pusat Kota Wonosobo. Dusun Wonosari berjarak sekitar 35 kilometer arah utara Wonosobo. Dieng berada di sebelah barat laut kampung Wonosari. Kecamatan Watumalang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara.

Hawa yang dingin dan udara yang bersih seperti ingin menyejukkan kehidupan beragama warga kampung itu. Warga Wonosari memang seperti terbelah dalam dua aliran Islam. Namun, perbedaan itu tidak membuat mereka tidak terpecah belah. Saling tegur sapa di jalan, sawah atau ladang merupakan hal biasa.

SHINTA MAHARANI
Berita Lainnya:
Menag: Umat Jangan Terpancing Bom Vihara
Al Chaidar: Bom Vihara Ulah Kelompok Abu Umar
Apa Motif Peledak Vihara Ekayana? Ini Kata Kapolda
Obrolan Khusus Jokowi dan Setiawan Djodi
Akbar Tandjung Akui Elektabilitas Ical Rendah
Kronologi Ledakan di Vihara Ekayana


Berita terkait

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.

Baca Selengkapnya

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.

Baca Selengkapnya

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.

Baca Selengkapnya

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Baca Selengkapnya

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.

Baca Selengkapnya