Suasana Vihara Ekayana di Tanjung Duren, Jakarta Barat setelah terjadinya ledakan, Senin 4/8. TEMPO/M. Andi Perdana
TEMPO.CO, Jakarta - Pembina Vihara Ekayana Amara, Ponijan Liaw, mengatakan tidak pernah mendapatkan ancaman apa-apa dari pihak mana pun sebelum ledakan di tempat ibadahnya terjadi. “Sama sekali tidak pernah mendapat ancaman apa-apa dari pihak mana pun sebelum insiden ini,” kata Ponijan, Senin dinihari, 5 Agustus 2013.
Ponijan mengungkapkan, ini adalah insiden ledakan bom pertama yang terjadi di vihara, sejak dibangun pada tahun 1992. Dia juga mengaku merasa akur dengan warga setempat. “Baru kali ini saja terjadi,” ujar Ponijan.
Selaku pembina, Ponijan mengimbau kepada seluruh jemaat Vihara Ekayana Amara untuk selalu waspada dan tidak usah terlalu mengkhawatirkan insiden ledakan ini. “Kita sebagai umat beragama yang penting meyakini saja. Kalau memang niat datang ke vihara ini untuk ibadah, jangan takut,” kata mantan Ketua Partai Tionghoa Indonesia ini.
Dia menegaskan, dalam insiden ini, tidak ada yang terluka parah. Hanya seorang perempuan setengah baya dengan luka lecet. “Ini adalah sebuah mukjizat. Setiap di tempat ibadah pasti memiliki keajaibannya sendiri. Di sini, ya, itu ajaibnya, tidak ada yang terluka parah,” ujar Ponijan.
Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang
29 April 2015
Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang
"Terlepas itu bercanda atau tidak, itu kami anggap sebagai ancaman penerbangan," ujar Head of Corporate Secretary Lion Air Kapten Dwiyanto Ambarhidayat.