Rusuh Mesir, Menteri Marty Minta KBRI Siaga  

Reporter

Senin, 29 Juli 2013 15:26 WIB

Seorang petugas polisi anti huru-hara Mesir menembakkan gas air mata kepada ribuan pendukung tergulingnya Presiden Mohammed Morsi sata terjadi bentrokan di Kairo, Mesir, (15/7). Ribuan pro-Morsi berunjuk rasa dengan menutup jembatan 6 Oktober dan menguasai lapangan Ramsis. (AP Photo/Hussein Malla)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa meminta warga negara Indonesia di Mesir terus berhati-hati terhadap gejolak keamanan yang terjadi di negara itu. Demi keamanan para WNI, Marty meminta mereka terus berkoordinasi dan membangun komunikasi dengan Kedutaan Besar RI di Kairo.

"Kami minta WNI terus berkomunikasi dengan KBRI untuk memastikan perlindungan WNI di Mesir," kata Marty melalui siaran pers, Senin, 29 Juli 2013. Komunikasi, kata Marty, akan memudahkan KBRI mengevakuasi bila situasi keamanan di sana semakin buruk.

Menurut Marty, saat ini KBRI telah diinstruksikan untuk terus melakukan pemantauan keadaan di Mesir. Termasuk penyiapan langkah-langkah antisipasi menghadapi kemungkinan terburuk di Mesir untuk memastikan perlindungan WNI di Mesir. Selain itu, WNI diminta menghindari keramaian dan kerumunan massa serta tak terlibat dalam konflik yang tengah bergolak setelah tumbangnya rezim Mursi.

Marty dalam keterangan persnya mengutuk keras peningkatan tindak kekerasan yang terjadi di Mesir sepekan terakhir. Apalagi, kata dia, kekerasan itu telah menimbulkan puluhan korban jiwa dan luka-luka. "Tidak ada tempat bagi penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan."

Dia meminta seluruh pihak di Mesir menahan diri dan mengedepankan semangat untuk mencapai kompromi. Masyarakat dan pemerintahan sementara Mesir, kata dia, harus menghindari aksi kekerasan, menghormati hak asasi manusia, dan mengedepankan cara-cara damai dan konstitusional dengan mengutamakan semangat kompromi dan rekonsiliasi. (Baca: Bentrokan Lagi di Mesir Tewaskan 136 Orang)

Marty khawatir meningkatnya eskalasi kekerasan di Mesir akan semakin memburuk dan bisa menimbulkan konflik horizontal yang menyebabkan pertumpahan darah dan mengorbankan rakyat sipil yang tidak berdosa. Karena itu, pemerintah Indonesia mendorong masyarakat internasional, termasuk PBB, untuk mendorong dan mendukung proses rekonsiliasi. "Kami berharap adanya solusi yang konstitusional sesuai kehendak rakyat dan bangsa Mesir."

IRA GUSLINA SUFA

Topik Terhangat:
Gempuran Buku Porno
|
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Bursa Capres 2014

Baca Juga:
Dugaan Keterlibatan Hakim Diusut dalam Kasus Mario

KPK Akui Kubu Hotma Ngga Sreg Ada Penggeledahan
Sidang MA Terbuka, DPR: Bohong!

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

12 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

13 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

15 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya