Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor

Reporter

Editor

Amirullah

Senin, 1 Juli 2013 12:52 WIB

ANTARA/Dhoni Setiawan

TEMPO.CO, Jakarta -Markas Besar Kepolisian menyergap dua perwira menengahnya yang hendak menyuap terkait mutasi jabatan di tubuh kepolisian dua pekan lalu. Beberapa saat setelah penangkapan, muncul perintah supaya insiden itu tak boleh bocor ke orang luar. (Baca: Cara polisi tutupi kasus upaya suap anggotanya)

Dalam laporan majalah Tempo berjudul "Makelar Pangkat di Kantor Polisi" edisi 1 Juli 2013, terungkap meski kasus yang melibatkan Ajun Komisaris Besar Edi Suroso dan Komisaris Juang Andi Priyanto itu berhasil dicegah, insiden itu tetap bocor. Dan efek beritanya merugikan. Praktek makelar jabatan bisa membuat polisi terpojok. Yang juga berbahaya, kasus bisa merembet ke petinggi Kepolisian. Menyadari kabar penangkapan itu merembes, Markas Besar “terpaksa” menjelaskan peristiwa itu berdasarkan versi mereka.

Disambangi ke markasnya di Semarang pada Rabu dan Kamis lalu, Edi Suroso yang kini menjabat Wakil Direktur Samapta Bhayangkara Polda Jawa Tengah, enggan ditemui. “Silakan meminta keterangan ke Humas Polda Jawa Tengah,” ujar seorang anak buah Suroso, menyampaikan pesan bosnya. Menurut Kepala Polda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Dwi Prayitno, Edi Suroso sudah meminta izin atasannya, Direktur Samapta Bhayangkara, pergi ke Jakarta. Tapi, untuk menengok keluarganya, bukan ke Markas Besar.

Adapun Juang, yang kini menjabat kepala Bagian Mutasi Jabatan Biro Sumber Daya Manusia Polda Metro Jaya, mengatakan ia hanya mengantar Edi ke Mabes Polri. Ia merasa tak enak menolak sebab Edi pernah jadi atasannya di Karanganyar. “Dia orang daerah. Kalau ke Jakarta, saya antar ke mana-mana,” katanya. Juang juga mengaku tak mengetahui siapa petinggi Markas Besar yang hendak ditemui Edi. Ia menyangkal sempat mengontak anak buah Asisten Kepala Kepolisian Bidang Sumber Daya Manusia Inspektur Jenderal Prasetyo.

Juang juga membantah ada penangkapan. Menurut dia, ia dan Edi baru menginjakkan kaki di lantai 1 gedung utama Markas Besar ketika dihampiri petugas dari Badan Reserse. “Hanya ditanya-tanya, terus disuruh pulang hari itu juga,” katanya. Soal uang Rp 200 juta seperti keterangan resmi polisi dan sumber Tempo, Juang menyatakan tidak tahu.

TIM TEMPO

Berita terkait

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 jam lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Diduga Dibantu Membunuh Korban

4 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku Diduga Dibantu Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

5 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

6 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

6 jam lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

7 jam lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

10 jam lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

11 jam lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya