Saksi Trauma, Sidang Cebongan Pakai Telekonferensi

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 3 Juni 2013 18:53 WIB

Gedung Lapas Kelas II B Cebongan. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta -Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) dan LP Cebongan menyiapkan instalasi telekonferensi untuk sidang kasus penyerangan Kopassus ke LP Cebongan. Instalasi berupa kabel jaringan disiapkan PT Telkom.

Selain itu juga disiapkan ruangan untuk telekonferensi. Adapun perlengkapan lain berupa monitor dan kamera akan dipasang setelah ada kepastian penggunaan teknologi konferensi itu.

"Setelah ada kepastian, baru alat yang komplit didrop ke LP," kata Humas LP Cebongan, Aris Bimo, Senin 3 Juni 2013. Dia menolak menyebutkan ruang yang akan dipakai untuk telekonferensi. Tapi, ujarnya, masih di gedung kompleks penjara itu. “Demi keamanan dan kenyamanan pelaksanaan telekonferensi.”

Menurut anggota LPSK, Inspektur Jenderal (Purn) Teguh Soedarsono, pihaknya telah mengusulkan telekonferensi ke Mahkamah Agung untuk 42 saksi (11 sipir dan 31 tahanan) yang akan memberi keterangan pada persidangan 12 tersangka penyerangan LP Cebongan yang menewaskan empat tahanan pada 23 Maret lalu. Tersangka merupakan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) grup II Kandang Menjangan Kartosuro Sukoharjo Jawa Tengah.

Meski MA belum menjawab, LPSK tetap menyiapkan keperluan telekonferensi untuk saksi yang masih mengalami trauma psikologis karena melihat langsung penembakan empat tahanan titipan Polda DIY itu. "Kami melakukan persiapan. Terserah mau digunakan atau tidak," kata Teguh saat dihubungi lewat telepon selular.

Ia menegaskan, usulan telekonferensi itu bukan untuk menjatuhkan kredibilitas militer. “Justru usulan itu untuk membantu mengembalikan rasa kepercayaan masyarakat,” ujarnya. Selain itu, kata Teguh, juga menjaga kondisi psikologi saksi. Tuguh mengatakan, militer Indonesia saat ini sedang disorot dari penjuru dunia karena kasus Cebongan. “Maka peradilan dilakukan secara terbuka.”

Peralatan telekonferensi, jika usulan itu disetujui, akan dipasang di tiga titik yakni LP Cebongan, Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta dan kantor LPSK di Jakarta. "Usulan dengan telekonferensi dirasa mendesak, karena kondisi psikologis sebagian saksi belum stabil, masih trauma," kata Teguh. Dia menjelaskan, jika saksi tak siap memberi keterangan secara langsung di pengadilan tapi tetap dipaksakan hadir, berisiko melanggar hak asasi.

Sebelumnya Kepala Tata Usaha Urusan Dalam (Kataud) Pengadilan Militer II - 11 Yogyakarta, Kapten (Sus) Aulisa Dandel mengatakan, persidangan itu memang melibatkan militer. Tapi, ujarnya, saksi tak perlu takut. "Jaminan untuk melindungi saksi itu ada. Jadi gak perlu takut," kata dia Kamis 30 Mei 2013. Aulisa mengatakan, pada persidangan nanti diharapkan seluruh saksi dari LP Cebongan hadir memberi keterangan. “Kecuali mereka ada alasan lain sehingga tak bisa datang.”

MUH SYAIFULLAH


Topik Terhangat:
Penembakan Tito Kei |
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:
Tito Kei Tewas, John Kei Sedih tapi Tak Menangis

Pendukung John Kei Sempat 'Serbu' Rutan Salemba

Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi

9 Skenario Kiamat Versi Ilmuwan

Begini Perubahan Lalu Lintas di Tanah Abang

Berita terkait

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

14 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

14 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

16 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

16 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

16 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

16 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

16 hari lalu

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong

Baca Selengkapnya

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

16 hari lalu

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

17 hari lalu

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

17 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Kota Sorong, Polri: Harus Selalu Sinergi

Kapolda Papua Barat memastikan kasus bentrok antara anggota TNI AL dan anggota Brimob di Sorong itu akan diselesaikan secara tuntas.

Baca Selengkapnya