Penegakan HAM Buruk, Politikus Salahkan Pemerintah

Reporter

Editor

Pruwanto

Kamis, 23 Mei 2013 10:57 WIB

Eva Kusuma S di Jakarta, Rabu (01/08) TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat Eva Kusuma Sundari tak heran dengan laporan Amnesty Internasional bahwa penegakan HAM di Indonesia tak ada kemajuan. Menurut Eva, laporan ini merupakan laporan lama yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. "Ini akibat pemerintah yang tidak tegas," kata politikus PDI Perjuangan ini saat dihubungi, Kamis, 23 Mei 2013.

Laporan yang sudah berlangsung selama tujuh tahun seharusnya cukup menyadarkan pemerintah untuk mengambil sikap tegas. Tapi Eva menilai, pemerintah bebal dan tidak melakukan tindakan konkret terhadap sejumlah pelanggaran HAM. "Kebanyakan masih berupa wacana," kata dia.

Eva mencontohkan hak beragama dan berkeyakinan penganut Syiah di Sampang. Menurut dia, kasus ini terjadi karena pelaku memanfaatkan ketidaktegasan pemerintah pusat. Hal ini diperparah oleh perilaku elit daerah yang menggunakan kasus ini untuk kepentingan politik. Akibatnya, pemerintah daerah bisa dikendalikan oleh kelompok intoleran. "Ini jebakan otonomi daerah," kata Eva.

Menurut Eva, pemerintah memiliki wewenang eksklusif dalam menegakkan hukum. Dengan sejumlah perangkatnya, pemerintah seharusnya bisa mencegah pelanggaran hak asasi pada masyarakat sipil. Pelanggaran ini, kata dia, berimplikasi pada pelanggaran hak lain seperti ekonomi, sosial dan budaya. "Pemerintah sudah lama abai terhadap persoala ini," ujarnya.

Amnesty Internasional sebelumnya menyatakan tidak ada kemajuan dalam penegakan hak asasi di Indonesia. Dalam laporannya, Amnesty menyorot sejumlah hal di Indonesia seperti penggunaan kekerasan oleh polisi dan tentara, tekanan terhadap kebebasan berekspresi, pelanggaran atas kebebasan beragama, pembatasan hak-hak perempuan, impunitas dan hukuman mati. Terkait dengan perlakuan aparat, laporan Amnesty menyebutkan polisi dan aparat keamanan gagal menggunakan mekanisme internal dan eksternal untuk mengatasi pelanggaran HAM yang dilakukan polisi.

Kebebasan berekspresi pun oleh Amnesty merujuk pada sejumlah kasus tuntutan dakwaan makar kepada aktivis Papua, pemindahan tahanan Maluku, Johan Teterissa yang tidak didampingi penasihat hukum hingga intimidasi aktivis Sejuk Tantowi Anwar. Dalam kebebasan beragama, Amnesty menyorot masalah kasus Syiah di Sampang, Madura; dan GKI Yasmin.

WAYAN AGUS PURNOMO

Topik Terhangat:
Kisruh KJS
| Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Berita Terhangat:

Mengaku Korupsi, Kades Endah Dibilang Stress

Mengaku Korupsi, Kades Endah Ogah Jadi Pejabat

Kades Korup Endah Kasihani Koruptor Kelas Kakap

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

16 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

43 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

48 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

49 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

54 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

56 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

29 Februari 2024

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya