Pendukung Pelaku Cebongan Setuju Preman Disikat

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Rabu, 22 Mei 2013 19:40 WIB

Gedung Lapas Kelas II B Cebongan. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Semarang - Ratusan pendukung tersangka anggota Kopassus dalam kasus pembunuhan empat tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman Yogyakarta, menggelar aksi di depan markas Detasemen Polisi Militer Daerah Militer IV Di Semarang, Rabu 22 Mei 2013.

Kelompok yang menyebut diri Paksi Katon dari Yogyakarta ini menyatakan mendukung langkah anggota Kopasus itu. “Kopassus jauh lebih cepat dari sikap kami yang telah jengkel terhadap para preman itu,” ujar Ketua Paksi Katon, Muhammad Suhud, Rabu 22 Mei 2013.

Sebanyak 12 anggota Kopassus kini menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan empat warga asal Nusa Tenggara Timur di Yogyakarta yang menjadi tahanan di Lapas Cebongan pada 23 Maret 2013. Keempatnya adalah tersangka penganiayaan yang mengakibatkan kematian seorang anggota Kopassus di Hugo's Cafe Yogyakarta pada 19 Maret 2013.

Muhammad bersama kelompoknya menyatakan siap melakukan pembersihan preman di Yogayakarta seperti pada era 1983. Dia siap menjaga selama persidangan 12 anggota Kopasus itu yang akan digelar di pengadilan militer Yogyakarta. “Siapa pun yang tak mendukung Kopasus akan usir dari sidang,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, seorang yang mengaku wakil Majelis Ulama Indonesia (MUI) Yogyakarta Muhammad Jazir meminta agar anggota Kopasus yang menjadi tersangka tidak diproses secara hukum, sebelum polisi mengungkap tersangka lain yang membunuh Heru Santoso di Hugos Kafe.

Ia menilai anggota Kopassus dan menjadi tersangka itu mewakili masyarakat Yogyakarta yang menuntut rasa aman di daerah, ketika aparat lain belum bisa melakukan tindakan tegas. “Kami sepakat dengan era 1982-1983 ketika ada pembersihan besar untuk memberikan rasa aman,” katanya.

Kelompok itu memberi piagam penghargaan terhadap Heru Santoso dan tersangka yang kini telah ditahan di markas Denpom Semarang. Mereka juga memberikan aneka makanan khas Yogayakarta, seperti salak pondoh, pisang, gudeg dan bakpia.

Komandan Detasemen Polisi Militer Daerah Militer IV di Semarang Letnan Kolonel Tri Wahyuningsih menyatakan tak mengizinkan kelompok itu menemui tersangka. “Secara protap tersangka dan barang bukti sudah diserahkan ke oditur meski masih ditahan, saya tak ada kapasitas karena ini prosedur dari oditur militer,” ujar Tri. Tapi akhirnya dia megizinkan wakil kelompok itu menemui tersangka di sel yang berada dalam markas Detasemen Polisi Militer Semarang seusai aksi.

EDI FAISOL


Topik Terhangat:

Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah

Berita Terpopuler:

KPK Telisik 45 Perempuan Penerima Duit Fathanah

Begini Cara Blokir Nomor Mama Minta Pulsa

Luthfi Panggil Darin Mumtazah `Mamah`

Tiga Pelajar SMP Gagalkan Pemerkosaan oleh Tukang Ojek

Dituding Ngemplang Pajak, Fuad Rahmany: Eko Bohong

Kala Jokowi Ajak Makan Siang Warga Waduk Pluit

Berita terkait

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

16 hari lalu

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

16 April diperingati sebagai hari Kopassus. Ini makna tulisan dan simbol yang terdapat pada baret merah Kopassus.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

17 hari lalu

Bentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

18 hari lalu

Bentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa

Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

19 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan

Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

19 hari lalu

Pengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya

Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

19 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki

Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.

Baca Selengkapnya

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

19 hari lalu

Bentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan

Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong

Baca Selengkapnya

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

19 hari lalu

Rangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong

Baca Selengkapnya

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

20 hari lalu

Sebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri

Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.

Baca Selengkapnya

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

20 hari lalu

Anggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum

Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.

Baca Selengkapnya