Presiden PKS Anis Matta melambaikan tangan setibanya di Gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan, Jakarta (13/5). Ia diperiksa sebagai saksi tersangka Ahmad Fathanah terkait kasus tindak pidana pencucian uang kuota impor daging sapi. ANTARA/Wahyu Putro A
TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan Ahmad Fathanah bukan kader partainya. Tapi ia membenarkan Fathanah adalah sahabat Luthfi Hasan Ishaaq, bekas Presiden PKS. "Fathanah bukan kader, itu sahabat (mantan) presiden PKS, pak Luthfi," kata Anis pada wartawan di gedung KPK, Senin, 13 April 2013. (Baca: Istri Fathanah: Bapak Bukan Kader PKS).
Ketika ditanya apakah dari kedekatan Luthfi, Fathanah pernah menyumbang sejumlah duit untuk kampanye PKS, Anis tidak mau menjawab pertanyaan itu. "Itu tidak relevan pertanyaannya. Tidak ada, tidak pernah," katanya.
Majalah Tempo edisi 4 Februari 2013 menulis bahwa Fathanah sudah lama menjadi mitra Luthfi. Mereka pernah sama-sama menempuh pendidikan di King Saud University, Riyadh, Arab Saudi. Keterangan soal kuliahnya mereka di Arab dibenarkan oleh Zainudin.
Dalam artikel majalah Tempo berjudul Dagang Kuota Partai Sejahtera, disebut pada Juli 2004, Ahmad dan Luthfi mendirikan perusahaan PT Atlas Jaringan Satu. Perusahaan ini bergerak di bidang pembangunan dan perdagangan. Dalam salinan akta perusahaan, Fathanah menggunakan nama asli: Haji Olong Achmad Fadeli Luran.
Ahmad dan Luthfi ditetapkan sebagai tersangka kasus suap daging sapi impor oleh KPK. Kedua tersangka ini merupakan buah operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK, Selasa, 29 Januari 2013. Ahmad ditangkap di Hotel Le Meridien bersama seorang perempuan bernama Maharani. Saat itu ia membawa uang Rp 1 miliar yang disimpan di kantong plastik. Ahmad diduga berperan sebagai kurir pengambil suap.