TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Komando Daerah Militer Jaya Mayor Jenderal Erwin Huwadi Lubis menyatakan 10 anggota TNI Batalion Zikon 13 yang masuk ke kantor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan hanya menginginkan klarifikasi. Menurut dia, para anggota TNI itu hendak menelusuri kecelakaan lalu lintas dengan pelaku yang diduga bersembunyi di kantor tersebut.
"Dalam kecelakaan lalu lintas, terkadang ada pihak yang tidak terima. Yang tidak terima ini (anggota TNI) membawa lagi temannya ke situ, ingin klarifikasi," kata Huwadi di Bandara Halim Perdanakusuma, Senin, 22 April 2013. (Baca: kronologi penyerangan kantor partai banteng)
Sabtu malam lalu, kata Huwadi, terjadi cekcok mulut antara personel Batalion Zikon 13 dan seseorang di dekat kantor PDI Perjuangan. Cekcok juga diduga terjadi antara personel TNI dan petugas keamanan partai yang berniat melerai keributan. "Yang jelas niat prajurit bukan mau serang suatu partai, tapi mencari pelaku itu. Kebetulan yang dicari ada di seputaran kantor itu," kata Huwadi.
Menurut dia, para pelaku dari Batalion Zikon 13 sedang diperiksa oleh Polisi Militer Kodam Jaya. Setelah selesai, Polisi Militer akan menentukan proses pemeriksaan hingga pengadilan militer dengan jenis sanksi berat atau ringan. Hingga saat ini Huwadi juga mengklaim belum mengetahui pasal dan kemungkinan sanksi bagi 10 tamtama TNI tersebut. "Kita lihat nanti proses perjalanan."