TEMPO.CO, Jakarta - Semalam, kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, didatangi oleh sekitar 20 personel Batalion Zeni Konstruksi 13 TNI Angkatan Darat. Mereka memukul tiga petugas keamanan kantor PDIP.
Kepala Kepolisian Sektor Jagakarsa, Komisaris Muhammad Arsalam, mengatakan, peristiwa tersebut dipicu karena kesalahpahaman antara seorang tentara dan seorang pemuda yang diduga pelajar. Sepeda motor keduanya bersenggolan saat melaju dari arah yang sama, dari Depok ke arah Pasar Minggu, tepat di depan pompa bensin yang berada di samping kantor PDIP.
"Saat bersenggolan itu, terjadi salah paham, lalu mereka agak bersitegang," kata Arsalam melalui telepon, Ahad, 21 April 2013.
Dia menduga senggolan tersebut terjadi karena jalanan sedang padat. Saat itu, banyak kendaraan terparkir di pinggir jalan karena sedang berlangsung pengajian di Masjid Nurul Mustofa.
Setelah mereka bersitegang, kata Arsalam, petugas keamanan kantor PDIP berdatangan untuk melerai. Sekitar 15 menit berselang, sekelompok tentara berdatangan. "Barangkali tidak terima atas kejadian itu, lalu mengajak teman-temannya," kata Arsalam. Arsalam menampik bahwa insiden tersebut adalah bentuk penyerangan ke kantor PDIP. "Itu hanya kesalahpahaman." (Baca: Kronologi Penyerangan di DPP PDIP)
Adapun kasus kecelakaan tersebut, Arsalam mengatakan sedang menyelidikinya. Dia berujar, pihaknya kesulitan menindaklanjuti kecelakaan itu karena pelajar yang bersenggolan dengan tentara tersebut tidak ditemukan lagi saat polisi datang ke tempat kejadian perkara.
"Dia sudah tidak ada pada saat kami datang ke lokasi. Warga hanya mengatakan pemuda itu adalah pelajar, namun tidak diketahui siapa orangnya," kata Arsalam. (Baca: Dipukul TNI, Ini Pengakuan Satpam DPP PDIP)