Angkutan Pelat Kuning dan Pelat Hitam Berebut Solar

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 9 April 2013 18:32 WIB

Ilustrasi kelangkaan Bahan Bakar Minyak jenis Solar. ANTARA/Rudi Mulya

TEMPO.CO, Yogyakarta - Banyaknya angkutan darat berpelat hitam yang memakai bahan bakar solar menyebabkan angkutan darat berpelat kuning makin kesulitan memperoleh solar. Apalagi angkutan darat berpelat hitam yang menggunakan solar lebih banyak. “Angkutan pelat kuning dan hitam saling berebut, kalau enggak komanan (tak kebagian solar),” kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Daerah Istimewa Yogyakarta, Johnny Sunu Pramantya, Selasa, 9 April 2013.

Kelangkaan solar ini juga dibicarakan dalam pertemuan Organda DIY di Hotel Ros In Yogyakarta, Selasa, 9 April 2013. Menurut Johnny, angkutan umum banyak yang memakai pelat hitam. Kebanyakan berupa taksi, travel, bahkan truk angkutan. Johnny meminta Pemerintah DIY untuk menertibkan kendaraan angkutan berpelat hitam. “Harus ada penerapan regulasi yang jelas,” katanya.

Dia berharap penertiban angkutan pelat hitam yang tak mendapat prioritas penerima subsidi dapat menekan distribusi solar. “Mestinya, yang ada izin (angkutan pelat kuning) yang mendapat kesempatan usaha. Yang liar ditertibkan,” kata Johnny.

Pemerintah DIY mengatasi kelangkaan solar dengan membatasi distribusi solar bagi kendaraan pribadi dan pelat hitam per 6 April lalu. Kendaraan pribadi maksimal Rp 50 ribu, bus besar dan truk besar maksimal Rp 300 ribu, dan bus kecil dan truk kecil maksimal Rp 200 ribu. Kendaraan pelat hitam diarahkan memakai Solardex yang tak disubsidi.

Sedangkan untuk angkutan umum pelat kuning dan kebutuhan non-angkutan umum tertentu masih disubsidi. Jumlah angkutan umum pelat kuning di DIY 2.963 unit. “Pembatasan itu sudah melindungi angkutan umum yang sudah berizin (pelat kuning),” kata Kepala Dinas Perhubungan DIY Tjipto Haribowo.

Sejak Maret lalu, Pertamina mengurangi kuota solar bersubsidi untuk Jateng dan DIY hingga 4 persen. Kuota dikurangi dari 1,9 juta kiloliter pada 2012 menjadi 1,8 juta kiloliter pada 2013. Akibatnya, pendistribusian ke SPBU diperketat untuk menjaga ketersedian solar hingga akhir tahun.

Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta Widijantoro melihat gejala pengurangan kuota solar bersubsidi mengarah kepada keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. "Pengguna mulai dipaksa memakai BBM nonsubsidi," kata dia.

Tapi, bagi pengusaha transportasi tak masalah jika harga solar dinaikkan. "Naikkan saja harganya, asal kami dapat solar," kata Johnny. Tapi, ujarnya, karena bus merupakan transportasi publik, dia berharap kenaikan harga solar tak sama dengan harga solar nonsubsidi. Harga solar bersubsidi Rp 4.500 per liter, harga solar nonsubsidi Rp 10.600 per liter. Dia meminta pemerintah menaikkan harga secara bertahap.

PITO AGUSTIN RUDIANA | ANANG ZAKARIA

Topik terhangat:
Partai Demokrat
| Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas

Berita lainnya:
3 Fakta Kapolda DIY Kontak Pangdam Sebelum Insiden
SBY: SMS Saya ke Anas Tidak Dibalas

Kisah Penjaga Mayat yang Memandikan Nurdin M Top

SBY Sudah Menduga Penyerang Cebongan Kopassus

SBY: Kami Menyayangi Anas Urbaningrum

Agustus, SBY Bakal Ganti Kapolri dan Panglima TNI

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya