TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Komandan Satuan Tugas Badan Intel Strategis Laksamana Pertama (Purn) Mulya Wibisono membantah tuduhan bahwa anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) terlibat dalam penyerbuan di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Dia meminta agar media dan masyarakat tidak asal menuduh bahwa penyerangan itu bermotif balas dendam atas meninggalnya anggota Kopassus Sersan Satu Heru Santoso.
"Jangan salah logika, jangan lari ke logika Kopassus sakit hati," kata Mulya dalam jumpa pers di Phoenam Caffe, Kobon Sirih, Jakarta Pusat, Senin, 1 April 2013.
Menurut dia, terasa janggal jika Kopassus melakukan pembunuhan dengan cara memberondong tembakan. Sebagai pasukan khusus, Kopassus akan efektif memuntahkan timah panas. "Prinsip Kopassus satu peluru satu nyawa."
Kejanggalan lain, untuk membunuh empat penghuni LP Cebongan, Kopassus tidak perlu banyak orang dan senjata laras panjang. "Cukup beberapa orang dan berbekal pistol atau pisau saja sudah bisa," kata Mulya.
Dia pun mencontohkan pembunuhan ala pasukan khusus macam Kopassus, yakni pembunuhan bos PT Asaba, Boedyharto Angsono. Menurut Mulya, pembunuhan itu begitu rapi dan halus.
Menurut Mulya, senjata laras panjang AK 47 yang diduga digunakan pelaku penembakan bukanlah standar Kopassus. Senapan serbu AK 47 lebih sering digunakan oleh marinir TNI. Sebab, AK 47 itu termasuk senjata yang bandel, cocok untuk marinir yang turun ke air dan lumpur.
Kejanggalan lain, kata dia, Kopassus tidak menggunakan rompi antipeluru berwarna hitam, melainkan rompi berwarna doreng atau merah darah. Berbekal alasan itu, Mulya meminta masyarakat dan media untuk tidak terburu-buru menghakimi Kopassus sebagai pelaku penyerangan LP Cebongan. "Baiknya tunggu hasil tim yang investigasi."
Sabtu, 23 Maret 2013, Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta, diserbu belasan orang bersenjata api. Empat tahanan tewas dan dua sipir terluka. Korban tewas adalah Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, Adrianus Candra Galaga, Yohanes Juan Mambait, dan Gameliel Yermiayanto Rohi Riwu.
Keempat korban adalah tersangka pengeroyokan seorang anggota Kopassus hingga tewas. Muncul dugaan aksi penyerangan merupakan tindakan balasan atas kematian anggota Kopassus. Namun, polisi belum merampungkan penyidikan atas kasus ini.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi
Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan
Dua Kejanggalan dalam Kecelakaan Camry Maut
Sketsa Wajah Penyerang LP Cebongan Segera Disebar
Fitra Sebut Petinggi Polri Terima Rp 11,5 Miliar
Berita terkait
72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah
29 hari lalu
16 April diperingati sebagai hari Kopassus. Ini makna tulisan dan simbol yang terdapat pada baret merah Kopassus.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI Vs Brimob di Sorong, Kapolda Papua: Masalah Sepele, Perkelahian Antaroknum
31 hari lalu
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan bentrok TNI Vs Brimob di Sorong tak menganggu kondisi keamanan Papua secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaBentrok TNI AL dan Brimob di Sorong, Pengamat Singgung Cara Pandang Keliru tentang Jiwa Korsa
31 hari lalu
Menurut Al Araf, TNI dan Polri harus mengubah pola pikir tentang jiwa korsa untuk menghentikan bentrok TNI vs Polri yang kerap terjadi.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Papua Dinilai Memalukan, Kompolnas: Jiwa Korsa yang Kebablasan
32 hari lalu
Kompolnas menyebut bentrokan antara anggota Brimob dan TNI AL di Sorong, Papua Barat, peristiwa yang memalukan
Baca SelengkapnyaPengamat Sebut Bentrok TNI vs Polri di Sorong Tak Boleh Dianggap Hanya karena Salah Paham, Ini Alasannya
32 hari lalu
Polda Papua Barat akan menyelidiki penyebab terjadinya bentrok TNI vs Polri di Sorong.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Minta Bentrok Anggota TNI AL dan Brimob di Sorong Diselidiki
33 hari lalu
Diduga kuat terjadi salah paham antara anggota Brimob dan Pomal TNI AL di Pelabuhan laut Sorong, Ahad lalu.
Baca SelengkapnyaBentrok Brimob-TNI AL di Sorong, Dua Komandan Turun Tangan Dalam Penyelidikan
33 hari lalu
Komandan Satuan Brimob dan Kepala Unit Propam Polda Papua Barat turun tangan menyelidiki penyebab bentrokan di Pelabuhan Sorong
Baca SelengkapnyaRangkulan Kapolri dan Panglima Pascabentrok Anggota Brimob vs TNI AL di Sorong
33 hari lalu
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merangkul Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat ditanya soal bentrok personel Brimob dan TNI AL di Sorong
Baca SelengkapnyaSebut Bentrok Brimob vs TNI AL di Sorong Sudah Selesai, Ini Perintah Kapolda Papua Barat untuk Anggota Polri
33 hari lalu
Kapolda Papua Barat mengatakan penyelidikan bentrok Brimob vs TNI AL akan dilakukan secara utuh untuk memperoleh titik terang asal mula kejadian.
Baca SelengkapnyaAnggota TNI dan Brimob yang Terlibat Bentrok di Sorong Dipastikan Bakal Dihukum
33 hari lalu
Anggota TNI/Polri yang terlibat bentrok di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Ahad pagi, 14 April 2024, akan dihukum sesuai aturan yang berlaku.
Baca Selengkapnya