TEMPO.CO, Sidoarjo - Aksi premanisme dan intimidasi yang diduga melibatkan oknum TNI kepada para buruh kembali terulang. Lantaran merasa terancam, ratusan buruh PT Japfa Comfeed Tbk melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Kabupaten Sidoarjo.
Koordinator aksi, Agus Supriyanto, mengecam tindakan brutal oknum TNI mengintimidasi para buruh yang menolak kebijakan perusahaan. Agus berharap pihak DPRD Sidoarjo melakukan pendampingan dan segera memanggil manajemen PT Japfa Comfeed, yang terbukti tak memberikan hak normatif bagi buruh. "TNI terbukti melakukan intimidasi. Kami minta anggota Dewan paham masalah ini!" teriak Agus dalam orasinya di depan DPRD Sidoarjo, Kamis, 28 Maret 2013.
Agus menjelaskan, PT Japfa Comfeed banyak melakukan pelanggaran hubungan industrial. Pelanggaran yang dimaksud Agus yaitu perusahaan belum menerapkan UMK 2013, enggan memberikan hak pensiun pekerja lansia, belum memberikan hak cuti sakit, dan larangan sistematis buruh berserikat.
Kendati terus melakukan perjuangan dengan mendirikan tenda di depan pabrik, belum ada niat baik perseroan untuk menyelesaikan masalah tersebut. "DPRD dan Disnaker tidak pernah ikut dalam penyelesaian masalah buruh. Jangan hanya bisa duduk manis, Anda itu wakil rakyat," katanya.
Ketua DPRD Sidoarjo, Dawud Budi Sutrisno, berjanji segera menindaklanjuti tuntutan para buruh. Ia berharap PT Japfa Comfeed memenuhi kewajiban sesuai perjanjian hubungan industrial dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Disinggung tentang intimidasi oleh oknum TNI kepada para buruh, Dawud mengimbau, persoalan buruh tidak harus diselesaikan dengan tindak kekerasan dan cara-cara premanisme.
Hanya, butuh pembuktian lebih lanjut, dan masalah intimidasi seharusnya diserahkan kepada kepolisian. DPRD, kata Dawud, dalam waktu dekat akan memanggil Dinas Tenaga Kerja dan PT Japfa Comfeed untuk mengklarifikasi permintaan buruh tersebut. "Kita tampung dulu aspirasinya. Segera dipanggil pihak-pihak terkait biar tahu duduk persoalannya," Dawud menegaskan.
DIANANTA P. SUMEDI
Berita terkait
Bupati Langkat Diduga Lakukan Praktik Perbudakan
24 Januari 2022
Setidaknya ada tujuh buah dugaan perbudakan yang dilakukan oleh Terbit kepada pekerja yang menggarap kebun sawit miliknya.
Baca SelengkapnyaPolisi Siapkan 8.500 Personel di Aksi Buruh di Depan Istana Besok
6 Oktober 2017
Kepolisian Daerah Metro Jaya menyiapkan 8.500 personel mengamankan aksi buruh yang diadakan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, besok.
Baca SelengkapnyaAgustus 2017, Upah Buruh Tani Naik
15 September 2017
BPS mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Agustus 2017 mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaJuni 2017 Upah Buruh Harian Tani Meningkat Tipis 0,26 Persen
17 Juli 2017
BPS mencatat upah nominal harian buruh tani nasional pada Juni
2017 meningkat sebesar 0,26 persen.
KSPI Bantah Said Iqbal Bangun Rumah Mewah dari Iuran Buruh
5 Mei 2017
Juru bicara KSPI menjelaskan ihwal isu rumah mewah yang menghantam Said Iqbal, Ketua KSPI.
Baca SelengkapnyaPeringatan May Day, Buruh Indonesia Usung Tema HOSJATUM
30 April 2017
Said mengkritik sistem outsourcing sebgaai bentuk perbudakan modern.
Baca SelengkapnyaKomite Aksi Perempuan Tuntut Upah Layak Bagi Buruh
29 April 2017
Penghasilan yang tak mencukupi ternyata diperparah dengan beban kerja yang tinggi.
Baca SelengkapnyaSambut Mayday, Pemkot Tangerang dan SPSI Siapkan Pentas Seni
21 April 2017
Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) akan menggelar acara perlombaan hingga gelar seni
Baca SelengkapnyaBPS: Upah Buruh Tani Naik Jadi Rp 49.473,00 Per Hari
18 April 2017
Upah nominal harian buruh tani nasional pada Maret 2017 naik
0,42 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Acuhkan Imbauan Menteri Hanif, KPBI Tetap Demo pada Hari Buruh
15 April 2017
KPBI tetap menginstruksikan seluruh anggotanya melakukan unjuk rasa pada peringatan Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2017.
Baca Selengkapnya