Tragedi Cebongan, Gubernur Minta Jaminan Keamanan Warga NTT
Editor
Abdul Djalil Hakim.
Minggu, 24 Maret 2013 11:38 WIB
TEMPO.CO, Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk menjamin keselamatan warga NTT yang berada di Yogyakarta.
Menurut Frans, langkah koordinasi juga dilakukan oleh Korem 161 Wirasakti Kupang dan Kepolisian Daerah NTT dengan Korem dan Polda DIY. Sebab keamanan bagi warga NTT di Yogyakarta harus terjamin akibat adanya aksi sweeping yang dilakukan kelompok orang tak dikenal. Sweeping dilakukan di sejumlah asrama yang dihuni anak-anak asal NTT.
”Kami sudah mendapatkan laporan soal adanya sweeping itu sehingga kami berkoordinasi dengan pemerintah dan aparat keamanan di sana,” kata Frans kepada wartawan, Minggu, 24 Maret 2013.
Frans juga meminta kepada warga NTT di Yogyakarta agar tenang, dan jangan terpancing dengan isu-isu provokatif yang dapat menimbulkan konflik yang lebih besar. Begitu juga masyarakat NTT. "Jangan percaya pesan pendek yang meresahkan. Tetaplah tenang, karena polisi sedang mengusut kasus penembakan terhadap empat warga NTT itu," ujarnya.
Empat putra NTT, Sabtu dini hari, 23 Maret 2013, tewas ditembak kelompok tak di kenal di dalam Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Empat anak NTT yang menjadi tahanan titipan Polda DIY itu diduga terlibat kasus pembunuhan terhadap anggota Kopasus.
Empat anak NTT itu adalah Gamaliel Yemi Tarto Rohi Riwu, 33 tahun, warga Kelurahan Airnona, Kecamatan Kota Lama, Kota Kupang; Hendrik Angel Sahetapy, 31 tahun, warga Kelurahan Bakunase, Kecamatan Kota Lama; Yohanes Yuan Manbait, warga Kelurahan Kuanino; dan Andrianus Sandragalaja, warga Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo.
YOHANES SEO