TEMPO.CO , Jakarta:Kemunculan nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai salah satu calon presiden terkuat dalam bursa disebabkan masyarakat menginginkan tokoh alternatif. Jokowi, sebelumnya unggul dalam sejumlah survei lembaga politik.
"Masyarakat ingin tokoh yang sederhana, tidak dibuat-buat," ujar Didik J. Rachbini dari Pusat Data Bersatu kepada Tempo, Ahad, 17 Maret 2013. Dalam survei yang digelar oleh PDB medio Februari lalu, Jokowi menempati urutan teratas survei dengan elektabilitas mencapai 21,2 persen.
Survei yang dilakukan secara terbuka itu, kata Didik, menangkap keinginan masyarakat soal tokoh alternatif sebagai calon presiden 2014. "Meskipun kinerjanya belum terbukti, tapi Jokowi kan sudah jadi tokoh media," kata Didik.
Survei PDB juga menempatkan nama Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada urutan kedua dengan elektabilitas 18,4 persen. "Dia (Prabowo) iklannya bagus," ujar Didik saat ditanya tentang tingginya elektabilitas Prabowo.
Sebaliknya, tokoh-tokoh senior seperti Megawati Soekarnoputri, dalam survei PDB hanya meraup elektabilitas 13 persen. "Karena Megawati sudah pernah jadi presiden dan dipandang belum menciptakan gebrakan apapun," kata dia. Selain itu, putri Presiden Soekarno itu dianggap sudah trerlalu senior. "Masyarakat ingin tokoh baru."
Media massa, kata Didik, menjadi salah satu faktor tingginya elektabilitas sejumlah calon presiden. "Ini kerjaannya media massa juga, sehingga nama-nama itu muncul," ujar Didik.
Sebelumnya, LSI memperkirakan Aburizal Bakrie dan Joko Widodo akan menjadi pasangan calon presiden dan wakil presiden terkuat. Kedua nama itu mengungguli pasangan Megawati Soekarnoputri-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Ical-Jokowi berada di posisi atas dengan elektabilitas 36 persen. Posisi itu disusul Megawati-Jusuf Kalla sebanyak 22,9 persen, kemudian Prabowo-Hatta 10,1 persen. Survei dilaksanakan pada 1-8 Maret 2013 dengan metode multistage random sampling.
Jumlah responden 1.200 orang yang tersebar di 33 provinsi. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner. Survei juga dilengkapi dengan riset kualitatif seperti focus group discussion, indepth interview, dan analisis media. Sementara, margin of error +/- 2,9 persen.
SUBKHAN
Baca juga
EDISI KHUSUS: Hercules dan Premanisme
Kontroversi Densus
Simpanan dan Istri-istri Djoko Susilo
Di Jawa Tengah, PKS Ingin Mengulang Sukses
Yusuf Supendi Gabung Hanura, Anis Matta Cuek
Bawa 3 Kg Ganja, Mobil Tabrak Polisi Hingga Tewas
Berita terkait
Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?
2 jam lalu
Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
Baca SelengkapnyaRespons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club
2 jam lalu
Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi
2 jam lalu
Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?
Baca SelengkapnyaHabiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014
2 jam lalu
Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.
Baca SelengkapnyaJokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024
3 jam lalu
Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.
Baca SelengkapnyaDahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY
3 jam lalu
Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo
3 jam lalu
Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.
Baca SelengkapnyaFakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun
4 jam lalu
Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.
Baca SelengkapnyaJokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah
6 jam lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan
Baca SelengkapnyaJokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis
7 jam lalu
Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.
Baca Selengkapnya