22 Tentara Aktor Utama Penyerangan Mapolres OKU

Reporter

Editor

Fanny Febiana

Jumat, 8 Maret 2013 11:23 WIB

Api melalap kantor Mapolres OKU setelah serangan oknum TNI AD, di Kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel, Kamis (7/3). ANTARA/Nila Fu'adi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal Rukman Ahmad mengatakan 22 prajurit Batalion Artileri Medan 15 Tarik Martapura Sumatera Selatan diduga berperan penting dalam penyerangan Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU), Kamis, 7 Maret 2013 kemarin. Mereka adalah bagian dari gerombolan TNI yang menyerang dan membakar kantor polisi itu. “Mereka ditindaklanjuti untuk pemeriksaan lanjutan,” ujar Rukman kepada Tempo, Jumat, 8 Maret 2013.

Menurut Rukman, pemeriksaan sudah dilakukan di Markas Batalion kemarin, dan rencananya hari ini akan dilanjutkan ke Kodam. Dia belum bisa menjelaskan secara detail peranan 22 prajurit dari 100-an tentara penyerang markas kepolisian tersebut. “Macam-macam keterlibatannya. Nanti dari hasil investigasi ketahuan siapa tokoh utamanya,” ucap Rukman.

Rukman menegaskan sanksi akan diberlakukan sesuai dengan keterlibatan dalam penyerangan. “Aturan akan ditegakkan tanpa memandang pangkatnya.”

Adapun 80-an orang lainnya masih ditahan di Markas Batalion saat ini. “Kami ingin pemeriksaan selesai secepatnya. Tetapi orangnya sangat banyak, sehingga membutuhkan waktu,” kata Rukman.

Rukman enggan mengomentari perihal konflik yang dilatarbelakangi motif balas dendam itu. Sebelumnya, diberitakan penyerangan disebabkan prajurit TNI marah terhadap polisi yang menembak mati rekannya pada 27 Januari lalu.

Hingga pagi ini asap sisa pembakaran masih mengepul dari puing-puing Mapolres OKU yang sebelumnya diamuk prajurit TNI. Sementara itu, puluhan anggota TNI dan Kepolisian menjaga ketat markas yang tinggal menyisakan puing itu.

SATWIKA MOVEMENTI

Baca juga
EDISI KHUSUS: Kontroversi Densus

Selepas Bentrokan TNI Vs Polri, OKU Berangsur Kondusif

Ini Kronologi Penyerangan TNI AD ke Mapolres OKU

Kapolri Desak Panglima TNI Periksa Anggotanya

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

18 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

34 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

40 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya