Sejumlah perempuan dan anak-anak pengikut aliran Syiah berada di tempat pengungsian di lapangan tenis indoor, Sampang, Madura, Jatim, Jumat (30/12). Sekitar 200 pengungsi berhasil dievakuasi pihak keamanan setelah pesantren beraliran Syiah di tiga lokasi dan dua desa, dibakar massa pada Kamis (29/12). ANTARA/Saiful Bahri
TEMPO.CO, Sampang-Gubernur Jawa Timur Soekarwo melantik Bupati Sampang KH Fannan Hasib dan wakilnya Fadilah Boediono, Selasa 26 Februari 2013. Dalam sambutannya, Soekarwo berpesan agar pemimpin baru Kabupaten Sampang menjaga situasi keamanan dan mengemban amanah rakyat secara jujur. "Ini sesuai slogan Sampang bersatu untuk kesejahteraan umat," katanya.
Ditemui terpisah, Bupati Sampang Fannan Hasib menolak berkomentar soal pengungsi Syiah. "Banyak masalah di Sampang ini, termasuk itu (Syiah). Kami akan cari solusi terbaik," ujarnya singkat.
Meski respon Bupati tak begitu tegas, para pengungsi Syiah mengaku punya harapan besar. "Dia (Fannan) dulu wakil jadi tidak terlalu mengurusi kami, sekarang dia bupati, kami berharap banyak," kata pemimpin Syiah Sampang di pengungsian, Iklil Almilal kepada Tempo.
Menurut Iklil, berlarutnya penyelesaian masalah pengungsi Syiah selama ini disebabkan lambannya proses birokrasi. Misalnya, berbagai opsi penyelesaian termasuk relokasi, selalu dibuat sepihak tanpa mendengarkan aspirasi warga Syiah. "Makanya solusinya tidak pernah ketemu, mandeg," ujarnya.
Iklil mengingatkan, pengungsi syiah adalah warga Sampang yang berhak mendapatkan pelindungan dan pelayanan seperti masyarakat lainnya. "Bupati Sampang adalah bupati semua warga termasuk kami," katanya.