TEMPO.CO, Jakarta- Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, menilai Partai Golongan Karya belum percaya diri dalam menentukan wakil presiden yang hendak dipasangkan dengan Ketua Umum Aburizal Bakrie. “Kalau memang pede suaranya mencapai 20 persen pada Pemilu Legislatif, maka bisa ditentukan calonnya,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 1 Januari 2013.

Ari mengatakan, kemungkinan partai berlambang pohon beringin itu belum memiliki mitra koalisi yang akan dibidik sehingga sulit menentukan pendamping Ical. “Kalau suaranya tidak sampai 20 persen, mau tidak mau harus menentukan siapa koalisinya,” ujar dia.

Kemungkinan, menurut Ari, Golkar belum yakin dengan tingkat elektabilitas Ical, sapaan akrab Aburizal. “Karena dalam sejumlah survei, eletabilitasnya tidak kunjung naik. Jadi sulit menentukan pendamping,” ucapnya.

Ketua DPP Golkar, Hajriyanto Thohari, memastikan, penetapan calon wakil presiden dari partainya dilaksanakan pada 2014. Padahal sebelumnya, dikabarkan Golkar hendak menetapkan cawapres dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar pada Juni 2013 mendatang.

Hajriyanto beralasan, faktor keleluasaan dan kepercayaan diri menyebabkan Golkar menunda penetapan cawapres. Keleluasaan yang dia maksud, jika target Golkar tercapai dalam pemilu legislatif, yaitu 25 persen suara, akan mudah menentukan siapa kandidat cawapres. "Harapan kami kalau bisa mencapai 30 persen suara,” kata Hajriyanto.

Jika target tersebut tercapai, selain keleluasaan, tentunya menimbulkan kepercayaan diri di antara kader Golkar. “Yang penting target pertama dulu tercapai, yaitu pemilu legislatif. Nantinya akan mudah menentukan cawapres,” ujar dia.

SATWIKA MOVEMENTI