Bangkit dari Tsunami dan Berprestasi  

Reporter

Rabu, 26 Desember 2012 15:05 WIB

Monumen Tsunami di Desa Punge Blang Cut, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh. ANTARA/Ampelsa

TEMPO.CO, Banda Aceh - Perempuan paruh baya itu saban hari sibuk mengawasi belasan pekerjanya di industri rumahan di tempat tinggalnya, kawasan Merduati, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh. Salawati, perempuan kelahiran 13 Februari 1967, dikenal sebagai pengusaha abon ikan dan keumamah (ikan kayu). Usahanya telah lama ada. Namun, tsunami delapan tahun lalu menghancurkan semuanya.

Salawati masih ingat betul kala itu ia tak sedang di rumah. Bersama suami dan anaknya bungsunya, Saputra, yang kala itu masih enam tahun, Salawati sedang berada di Medan untuk keperluan keluarga. Tiga anaknya yang lain tak diajak. Maka itu, ia begitu sedih ketika pulang tiga hari setelah tsunami: ketiga anaknya itu sudah tak ada.

Hampir saja Salawati stress. Namun, suaminya, Nurdin, selalu tabah menyemangatinya. "Saya pikir saat itu telah kehilangan segalanya. Tapi kemudian saya tahu itu adalah cobaan Allah. Saya harusnya tak lama bersedih."

Berbulan-bulan mereka hidup di pengungsian, tenda darurat, dan berharap bantuan dari berbagai pihak. Hingga kemudian salah satu NGO internasional membangun rumahnya tepat di bekas tapak rumah dulu.

Setahun setelah tsunami, Salawati yang punya keahlian memasak berjualan nasi gurih (nasi uduk khas Aceh) yang ditaruh di warung-warung kopi. Kemudian, sebuah lembaga pemerintah datang menawarkan bantuan untuk menghidupkan kembali usaha abonnya. "Pertama saya tolak, tapi kemudian mereka datang lagi memberi semangat," katanya.

Awal 2006, Salawati mengambil bantuan yang ditawarkan itu. Perlahan usahanya berkembang lagi. Ia pun membeli sebuah rumah lain di samping rumahnya terdahulu secara kredit. Rumah itu digunakan sebagai tempat usaha.

Setiap hari, industri rumahan itu memproduksi sekitar enam puluh kilogram abon ikan dan keumamah yang dijual di pasar-pasar di Banda Aceh dan Aceh Besar. Produksi Salawati menjadi oleh-oleh bagi wisatawan yang datang ke Aceh.

Namun, ia tidak menyebutkan berapa omzet usahanya itu. Ia hanya mengatakan itu cukup dan memadai untuk hidup bersama keluarganya. Yang jelas, dibandingkan sebelum tsunami, usahanya kini sedikit lebih berkembang.

Semangat untuk bangkit, menurut dia, salah satunya karena putra satu-satunya yang selamat dari amuk tsunami itu. "Saya ingin melihat dia sukses, ada biaya untuk sekolahnya," ujar Salawati.

Tetangga sekitar yang umumnya keluarga nelayan kemudian juga memberikan semangat kepada Salawati. Dia didapuk untuk mengajarkan mereka membuat abon dan ikan keumamah. Bahkan, dia juga kerap menurunkan ilmunya bagi perempuan lain di kawasan perkampungan nelayan.

"Saya mengajar banyak ibu rumah tangga, memproduksi abon dan ikan keumamah yang sehat, agar mereka terinspirasi membantu ekonomi rumah tangga," tuturnya.

Usahanya kini berkembang dan menorehkan prestasi. Beberapa perhargaan yang diraihnya adalah juara pertama Lomba Usaha Kecil dan Menengah se-Aceh tahun 2009, kemudian Juara III Nasional Katagori UKM terbaik 2009. Dia juga mendapatkan Penghargaan dari Tokyo University of Marine & Science and Technology and JICA Yokohama, tahun 2010.

"Kerena menang lomba, saya pernah ke Malaysia dan Jepang dibawa oleh pemerintah untuk studi banding melihat home industry di sana."

ADI WARSIDI

Berita terkait

Ustad Abdul Somad Isi Acara Peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh

25 Desember 2018

Ustad Abdul Somad Isi Acara Peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh

Peringatan 14 tahun tsunami Aceh dipusatkan di Peukan Bada, Aceh Besar.

Baca Selengkapnya

Ditolak di Hong Kong, Ustad Somad Zikir 13 Tahun Tsunami di Aceh

26 Desember 2017

Ditolak di Hong Kong, Ustad Somad Zikir 13 Tahun Tsunami di Aceh

Setelah ramai diberitakan ditolak masuk Hong Kong, penceramah Ustad Somad datang ke Banda Aceh untuk zikir peringatan 13 tahun tsunami.

Baca Selengkapnya

Peringati 13 Tahun Tsunami Aceh, Warga Padati Kuburan Massal

26 Desember 2017

Peringati 13 Tahun Tsunami Aceh, Warga Padati Kuburan Massal

Peristiwa tsunami 13 lalu adalah cobaan bagi masyarakat Aceh, khususnya Banda Aceh.

Baca Selengkapnya

Tema Peringatan 13 Tahun Tsunami Aceh: Melawan Lupa Siaga Bencana

26 Desember 2017

Tema Peringatan 13 Tahun Tsunami Aceh: Melawan Lupa Siaga Bencana

Pemilihan Kecamatan Leupung, Aceh Besar sebagai lokasi utama penyelenggaraan peringatan tsunami didasarkan kepada kejadian masa lalu.

Baca Selengkapnya

13 Tahun Tsunami, Pemerintah Aceh Gelar Zikir Internasional

25 Desember 2017

13 Tahun Tsunami, Pemerintah Aceh Gelar Zikir Internasional

Pemerintah Aceh menggelar zikir internasional dengan menghadirkan ulama dari lima negara dalam peringatan 13 tahun tsunami.

Baca Selengkapnya

Ini Jadwal Timnas Indonesia di Turnamen Aceh World Solidarity

23 November 2017

Ini Jadwal Timnas Indonesia di Turnamen Aceh World Solidarity

Timnas Indonesia akan tampil dalam kejuaraan sepak bola international yang berlebel Aceh World Solidarity di Aceh.

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia Hadapi 3 Negara di Aceh World Solidarity Cup

12 November 2017

Timnas Indonesia Hadapi 3 Negara di Aceh World Solidarity Cup

Pemerintah Aceh menggelar turnamen sepak bola Aceh World Solidarity Cup yang diikuti Timnas Indonesia dan 3 negara lain.

Baca Selengkapnya

Jangan Panik, Sirene Tsunami Berbunyi Besok  

25 April 2017

Jangan Panik, Sirene Tsunami Berbunyi Besok  

Sirene tsunami akan dibunyikan pada Rabu, 26 April 2017, untuk uji simulasi dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Aceh Anjlok, Pengamat: Strategi Pemerintah Keliru

1 Maret 2017

Ekonomi Aceh Anjlok, Pengamat: Strategi Pemerintah Keliru

Pengamat Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Rustam Effendi, menduga Pemerintah Provinsi Aceh salah mengambil kebijakan.

Baca Selengkapnya

12 Tahun Tsunami, Plt Gubernur: Mari Belajar Mitigasi  

26 Desember 2016

12 Tahun Tsunami, Plt Gubernur: Mari Belajar Mitigasi  

Pengetahuan bidang kebencanaan harus ditingkatkan agar upaya mitigasi bencana dapat dilakukan secara cepat, efektif, dan masif.

Baca Selengkapnya