TEMPO.CO, Banda Aceh - Ratusan perahu nelayan diparkir di sepanjang muara Krueng Aceh, Lampulo, Banda Aceh. Setelah perahu tertambat, para nelayan kemudian menggantungkan berbagai peralatan menangkap ikan, seperti jaring.
"Besok (hari ini) kami tak melaut karena memperingati delapan tahun tsunami," kata Syukri, seorang nelayan di Lampulo, Selasa, 25 Desember 2012. Menurut Syukri, setiap tanggal 26 Desember mereka pantang melaut.
Para nelayan mengisi hari "bersejarah" itu dengan mengelar doa bersama dan zikir di perkampungan nelayan. Mereka mendoakan saudara mereka yang menjadi korban tsunami. Doa-doa akan digelar di masjid-masjid dan meunasah (surau) terdekat.
Para nelayan juga akan mengisi waktu dengan memperbaiki alat-alat tangkap yang rusak untuk persiapan melaut keesokan harinya. "Ini sudah menjadi adat dan kebiasaan kami para nelayan di Aceh," ujarnya.
Pernyataan yang sama disampaikan oleh M Yatim, nelayan asal Alue Naga, Banda Aceh. "Semua nelayan di Aceh dilarang melaut pada 26 Desember. Itu sudah diatur hukum adat," ujarnya yang mengaku kehilangan anak dan istri saat tsunami datang delapan tahun lalu.
Imbauan tak melaut juga dikeluarkan Lembaga Hukum Adat Laut Aceh atau Panglima Laot, sejak dua hari lalu. "Tanggal 26 Desember hari pantang untuk melaut. Semua nelayan akan mengenang keluarga dan sahabat yang telah menjadi korban tsunami," kata H. Teuku Bustamam, Ketua Panglima Laot Aceh.
Menurut dia, tsunami 26 Desember 2004 silam paling dirasakan oleh masyarakat nelayan. Dari 200 ribu lebih yang menjadi korban, lebih 30 persennya adalah warga yang berprofesi sebagai nelayan di seluruh Aceh. "Tsunami 2004 harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, khususnya penduduk pesisir laut, termasuk nelayan," ujarnya.
Pelarangan melaut pada 26 Desember telah ditetapkan sejak setahun tsunami lewat musyawarah besar yang dilakukan Panglima Laot Aceh bersama seluruh Panglima Laot Lhok, Kabupaten dan Provinsi. Ketetapan itu kemudian disahkan menjadi bagian Hukum Adat Laut tentang hari pantang melaut Aceh.
Dalam Hukum Adat Laut di Aceh, selain tanggal 26 Desember, pelarangan melaut bagi nelayan juga dilaksanakan pada saban hari Jumat, Hari Khanduri Laot (3 hari), Hari Raya Idul Fitri (3 hari), Hari Raya Idul Adha (3 hari), Hari Kemerdekaan 17 Agustus (1 hari).
ADI WARSIDI
Berita terpopuler lainnya:
Greenpeace: Kiamat Terjadi pada 2030
Terluka Saat Bercinta, PNS Ini Tuntut Kompensasi
Swaziland Penjarakan Pengguna Rok Mini
Berita terkait
Ustad Abdul Somad Isi Acara Peringatan 14 Tahun Tsunami Aceh
25 Desember 2018
Peringatan 14 tahun tsunami Aceh dipusatkan di Peukan Bada, Aceh Besar.
Baca SelengkapnyaDitolak di Hong Kong, Ustad Somad Zikir 13 Tahun Tsunami di Aceh
26 Desember 2017
Setelah ramai diberitakan ditolak masuk Hong Kong, penceramah Ustad Somad datang ke Banda Aceh untuk zikir peringatan 13 tahun tsunami.
Baca SelengkapnyaPeringati 13 Tahun Tsunami Aceh, Warga Padati Kuburan Massal
26 Desember 2017
Peristiwa tsunami 13 lalu adalah cobaan bagi masyarakat Aceh, khususnya Banda Aceh.
Baca SelengkapnyaTema Peringatan 13 Tahun Tsunami Aceh: Melawan Lupa Siaga Bencana
26 Desember 2017
Pemilihan Kecamatan Leupung, Aceh Besar sebagai lokasi utama penyelenggaraan peringatan tsunami didasarkan kepada kejadian masa lalu.
Baca Selengkapnya13 Tahun Tsunami, Pemerintah Aceh Gelar Zikir Internasional
25 Desember 2017
Pemerintah Aceh menggelar zikir internasional dengan menghadirkan ulama dari lima negara dalam peringatan 13 tahun tsunami.
Baca SelengkapnyaIni Jadwal Timnas Indonesia di Turnamen Aceh World Solidarity
23 November 2017
Timnas Indonesia akan tampil dalam kejuaraan sepak bola international yang berlebel Aceh World Solidarity di Aceh.
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia Hadapi 3 Negara di Aceh World Solidarity Cup
12 November 2017
Pemerintah Aceh menggelar turnamen sepak bola Aceh World Solidarity Cup yang diikuti Timnas Indonesia dan 3 negara lain.
Baca SelengkapnyaJangan Panik, Sirene Tsunami Berbunyi Besok
25 April 2017
Sirene tsunami akan dibunyikan pada Rabu, 26 April 2017, untuk uji simulasi dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional.
Baca SelengkapnyaEkonomi Aceh Anjlok, Pengamat: Strategi Pemerintah Keliru
1 Maret 2017
Pengamat Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Rustam Effendi, menduga Pemerintah Provinsi Aceh salah mengambil kebijakan.
Baca Selengkapnya12 Tahun Tsunami, Plt Gubernur: Mari Belajar Mitigasi
26 Desember 2016
Pengetahuan bidang kebencanaan harus ditingkatkan agar upaya mitigasi bencana dapat dilakukan secara cepat, efektif, dan masif.
Baca Selengkapnya