Sejumlah polisi merazia senjata tajam para penumpang bus yang menuju arah Pengadilan Jakarta Selatan, (6/10). TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Madiun - Puluhan anggota Kepolisian Resor Madiun Kota dikerahkan dalam Operasi Cipta Kondisi yang mulai digelar hari ini hingga sepuluh hari ke depan. Selain menyasar lokasi yang berpotensi terjadi tindak kriminalitas, aparat juga merazia aktivitas berpotensi terorisme. Salah satunya meggeledah sejumlah bus angkutan kota antarprovinsi di jalur Jawa Timur-Jawa Tengah.
“Sasaran kami adalah senjata tajam, bahan peledak, dan barang berbahaya lain yang berpotensi kriminal dan terorisme,” kata Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor Madiun Kota, Ajun Komisaris Baru Trisno, Rabu, 19 Desember 2012.
Setidaknya ada empat lokasi yang disasar aparat, di antaranya Terminal Purbaya, bantaran Bengawan Madiun, dan jalur bus angkutan kota antarprovinsi. Polisi menggeledah setiap barang bawaan penumpang bus yang disimpan dalam bagasi.
Kepolisian Madiun tak ingin kecolongan dan berupaya mendeteksi gangguan keamanan secara dini. Pada 10 Desember 2012 lalu, terpidana teroris yang kabur dari Rumah Tahanan Kepolisian Daerah Metro Jaya ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di area Terminal Purbaya, Kota Madiun. Padahal waktu itu sehari menjelang kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Madiun dan Magetan, 11-12 Desember 2012.
Hingga kini, razia yang digelar belum menemukan barang terlarang maupun pelaku kejahatan yang mengancam keamanan. “Sementara kami mengamankan lima pengamen dengan sejumlah barang bukti alat musik,” ucap Baru.
Penumpang bus, Yudi, mengaku tidak merasa terganggu dengan operasi yang digelar aparat kepolisian. “Meski bus harus berhenti karena diperiksa, tapi enggak apa-apa biar aman,” ujar warga asal Kabupaten Ngawi ini.
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
20 jam lalu
TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali
TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.