Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng memberikan keterangan kepada wartawan terkait amblesnya sejumlah bangunan pada proyek pembangunan kompleks olahraga terpadu Hambalang di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Rabu (30/5). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Nazaruddin, mantan politikus Partai Demokrat, yang mengincar proyek Hambalang dan Wisma Atlet SEA Games XXVI Palembang lewat PT Duta Graha Indah, sempat “menyiram” Kementerian Pemuda dan Olahraga supaya proyek itu jatuh ke tangannya. Waktu itu, Andi Alifian Mallarangeng adalah Menteri Pemuda dan Olahraga.
Sekretaris Kementerian Olahraga Wafid Muharam disebut menerima pelicin hingga Rp 20 miliar pada April-Mei 2010. Belakangan, Duta Graha ternyata hanya memperoleh proyek Wisma Atlet. Itu sebabnya Nazaruddin pernah meminta anak buahnya menarik kembali separuh sogokan itu.
Derasnya siraman duit Nazaruddin membuat PT Adhi Karya ketar-ketir. Teuku Bagus Mohammad meminta Arief Taufiqurahman, bawahannya, mengatur pertemuan dengan Menteri Andi. Tujuannya, menanyakan kapan lelang proyek dimulai. Karena suatu hal, Teuku Bagus tak bisa ikut. Arief kemudian naik ke lantai 10 Kementerian, ruang kerja Andi.
Arief terkejut karena yang menemuinya ternyata Andi Zulkarnain Mallarangeng alias Choel, 46 tahun, adik kedua Andi Mallarangeng. Merasa tak nyaman, Arief hanya berbasa-basi membicarakan rencana bisnis Adhi Karya, termasuk membangun Menara Indonesia, calon bangunan tertinggi di Indonesia dengan 100 lantai.
Versi lain mengisahkan, Arief memang berniat menemui Choel. Wafid Muharam dan Muhammad Arifin dari PT Metaphora Solusi Global, konsultan perencana, mendampingi Arief. Setelah Arief menyampaikan soal rencana Adhi Karya mengikuti lelang, Choel menjawab, “Go on.”
Setelah pertemuan itu, Arief dan Choel kembali bertemu di suatu restoran. Kali ini tanpa Wafid dan Arifin. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar yang memergoki pertemuan kedua orang itu.
