Anggota Densus 88 melakukan penggeledahan rumah terduga teroris, Harun Nur Rosyid di Kampung Tegal Arum, Mojosongo, Solo, Jateng, (27/10). Anggota Densus 88 menemukan 2 senjata, dokumen-dokumen belerang, pipa dan bahan baku bom. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
TEMPO.CO, Karanganyar - Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris bernama Windoro, 18 tahun, di musala Fikrul Ummah, tidak jauh dari rumahnya di RT 2 RW 2, Sroyo, Jaten, Karanganyar. Ayah Windoro, Nurhadi, memastikan anaknya tak terkait jaringan teroris seperti yang disangkakan polisi.
"Anak saya tak ikut kegiatan terlarang," kata Nurhadi, Jumat 7 Desember 2012. Menurutnya, polisi menjemput anaknya setelah salat Ashar, Kamis 6 Desember 2012. Ada tiga polisi yang menjemput Windoro. "Daripada terjadi apa-apa dengan anak saya, saya relakan anak saya dibawa," katanya.
Seorang kerabat Windoro, Muryanto, mengatakan keponakannya sehari-hari hanya mencari sampah. Dia memastikan Windoro tak pernah pergi ke luar daerah atau berhubungan dengan orang-orang asing. "Saya bingung kenapa ditangkap," katanya.
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) Bangbang Surono, A.k, M.M, CA., optimis BNPT mampu berperan dan berdampak dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
26 Februari 2024
Peran Perempuan dalam Terorisme Harus Dilihat Secara Holistik
Executive Board Asian Moslem Network (AMAN) Indonesia, Yunianti Chuzaifah, menyoroti kaitan kaum perempuan Indonesia dengan terorisme tak hanya terjadi di ruang publik, melainkan juga di ruang domestik.