Apa Akar Kekerasan terhadap Perempuan?  

Reporter

Minggu, 25 November 2012 10:53 WIB

Poster kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kantor LBH APIK, Jakarta. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 31 tahun lalu, perempuan sedunia memperingati 25 November sebagai Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan. (Baca: Hari Anti-Kekerasan Perempuan Berawal dari Dominika). Namun, hingga kini, kekerasan pada perempuan terus terjadi.

Menurut Wakil Ketua Komnas Perempuan, Masruchah, perendahan terhadap perempuan begitu kuat karena berakar pada banyak keyakinan. Misalnya, keyakinan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. “Akibat pemahaman ini, mulailah berkembang budaya laki-laki pantas mengatur kehidupan perempuan,” katanya di Koran Tempo, Ahad, 24 November 2012.

Di agama Yahudi, posisi perempuan juga tak kalah menyedihkan. Perempuan dipandang tak berhak atas harta warisan. Jika umurnya sudah dewasa, sang ayah berhak menjualnya. Ketika menikah, harta perempuan menjadi milik suami seutuhnya.

Dalam budaya, perempuan juga didiskreditkan. Masyarakat Jawa, misalnya. Pada Serat Centhini dijelaskan ajaran Nyai Artati kepada anaknya, Niken Rancangkapti. Perempuan, jika menikah, wajib berpegang pada simbol lima jari.

Jari jempol: harus pol pengabdian kepada suami. Jari tengah: mesti mengunggulkan suami dalam kondisi apa pun. Jari telunjuk bermakna wajib patuh kepada apa yang ditunjukkan oleh suaminya. Jari kelingking: harus pandai mengutak-atik pemberian nafkah suami. Jari manis: mesti selalu bersikap manis kepada suaminya.

“Ini masih berlaku dalam tradisi Jawa yang sangat mensubordinasikan perempuan,” ujarnya.

Untuk melindungi wanita, pada 1993, Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat Deklarasi tentang Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan. PBB menyatakan kekerasan pada perempuan merupakan manifestasi dari hubungan kekuasaan historis yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Ketidakseimbangan itu menyebabkan dominasi dan diskriminasi pria atas perempuan. Tujuannya, mencegah perempuan maju. Dalam deklarasi disebutkan kekerasan terhadap perempuan adalah mekanisme sosial yang memaksa perempuan berada di bawah laki-laki.

Pada 1870, pengadilan Amerika Serikat sudah berupaya menghentikan kekerasan terhadap perempuan. Yakni dengan berhenti mengakui prinsip hukum yang menyatakan suami berhak menghukum istri secara fisik. Inggris pun mengikuti penghapusan kekerasan ini pada 1891.

Di Indonesia, jumlah perbuatan keras terhadap wanita mencapai ratusan ribu setiap tahun. Dalam periode 2011 saja, perkara kekerasan terhadap perempuan di Indonesia mencapai angka 119.107.

"Jumlah ini meningkat dari 2010, sekitar 105.103 kasus," kata Masruchah. (Baca juga: Kasus Kekerasan Perempuan Indonesia Capai 119 Ribu).

KORAN TEMPO | CORNILA DESYANA

Berita lain:
Buruh Perempuan Kerap Mengalami Pelecehan

Cari Suami Cara Baru, Menari Setengah Telanjang di Jalan

Pasien Perempuan RSUD Gunung Jati Dapatkan Bunga di Hari Ibu

Peringatan Hari Perempuan Internasional di NTB Meriah

Berita terkait

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

15 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

10 Desember 2023

KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

KemenPPPA mengatakan aspek pencegahan menjadi hulu dalam upaya penanganan kekerasan terhadap perempuan, termasuk KDRT.

Baca Selengkapnya

Bintang Ant-Man 3, Jonathan Majors Ditangkap atas Dugaan Kekerasan terhadap Perempuan

26 Maret 2023

Bintang Ant-Man 3, Jonathan Majors Ditangkap atas Dugaan Kekerasan terhadap Perempuan

Kronologi dugaan kekerasan terhadap perempuan hingga tanggapan dari Jonathan Majors yang dituduh melakukan pencekikan, penyerangan dan pelecehan.

Baca Selengkapnya

Argentina Penjarakan Dua Pembunuh Lucia Perez, Simbol Gerakan Ni Una Menos

24 Maret 2023

Argentina Penjarakan Dua Pembunuh Lucia Perez, Simbol Gerakan Ni Una Menos

Peradilan Argentina pernah bebaskan kedua pelaku dari tuduhan pemerkosaan Lopez dengan alasan tidak dapat dipastikan adanya persetujuan atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Ungkap Kekerasan oleh Mantan Pacar Jadi Kasus Tertinggi Pada 2022

7 Maret 2023

Komnas Perempuan Ungkap Kekerasan oleh Mantan Pacar Jadi Kasus Tertinggi Pada 2022

Komnas Perempuan menyatakan bahwa mantan pacar merupakan pelaku kekerasan terhadap perempuan paling tinggi pada 2022.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Perempuan Internasional 2023, Komnas Perempuan Sebut Aduan Kasus Kekerasan Naik

7 Maret 2023

Sambut Hari Perempuan Internasional 2023, Komnas Perempuan Sebut Aduan Kasus Kekerasan Naik

Komnas Perempuan menyambut Hari Perempuan Internasional dengan merilis catatan tahunan.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Sebut Mahasiswi UPH Sempat Cabut Laporan Penganiayaan, Diduga Ada Korban Lain

20 Februari 2023

Komnas Perempuan Sebut Mahasiswi UPH Sempat Cabut Laporan Penganiayaan, Diduga Ada Korban Lain

Komnas Perempuan minta polisi usut kasus ini karena gradasinya tidak hanya penganiayaan fisik, tapi bisa juga ada kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Lupercalia, Festival Pagan Romawi Kuno Cikal Bakal Hari Valentine

10 Februari 2023

Kontroversi Lupercalia, Festival Pagan Romawi Kuno Cikal Bakal Hari Valentine

Festival Pagan Lupercalia adalah salah satu festival paganisme di Eropa. Festival itu dipercaya sebagai cikal bakal hari Valentine

Baca Selengkapnya