Diorama di Museum Sumpah Pemuda, Jln. Kramat Raya, Jakarta, Museum inilah yang dahulu digunakan para pemuda untuk berjuang melawan penjajahan dan dari tempat ini pula lahirlah Sumpah Pemuda pada 28-10, 1928 TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno, dikenal sebagai tokoh yang sangat memperhatikan perkembangan pemuda. Dia pernah berujar “Beri aku 1.000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Tapi beri aku 10 pemuda, akan kuguncangkan dunia.”
Sejak sebelum menjadi presiden, perhatiannya terwujud dengan kehadirannya yang intens pada diskusi-diskusi yang diadakan kaum muda.
Abu Hanifah, pemimpin pemuda dalam periode Pergerakan Nasional yang pernah menjadi Sekretaris Umum Pusat Pemuda Sumatera (1927-1928), bersaksi bagaimana Soekarno selalu terbuka untuk bertukar pikiran dengan pemuda.
“Bung Karno sering berdiskusi dengan kelompok IC (Indonesische Clubgebow),” kata Abu, seperti dikutip sejarawan Anhar Gonggong dalam artikelnya di Majalah Tempo, edisi khusus Sumpah Pemuda pada November 2008.
Namun, bukan berarti diskusi itu berjalan searah. Bung Karno sama sekali tidak berusaha memaksakan pikiran dan ideologinya pada pemuda. Sebaliknya, para pemuda pun tetap berpikir independen, meskipun berhadapan dengan tokoh nasional sekaliber Bung Karno.
Telkomsel Semangat Indonesia: Inspirasi untuk Berkontribusi
28 Oktober 2023
Telkomsel Semangat Indonesia: Inspirasi untuk Berkontribusi
Telkomsel Semangat Indonesia" lebih dari sebuah manifesto, hal ini juga menjadi langkah nyata dari komitmen Telkomsel untuk konsisten berkontribusi bagi bangsa dan negara