Ketua Mahakamah konstitusi Mahfud MD saat menjadi pembicara Kuliah umum di Gedung Pasca Sarjana Universitas Muslim Indonesia, (12/7). TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Jakarta--Ketua Mahkamah Konstitusi, Mohammad Mahfud MD mengaku kaget dan senang mendapat kado buku, Kamis, 25 oktober 2012. Dia mendapatkan kado itu usai menyampaikan orasi ilmiah dalam pengukuhan dua orang guru besar ilmu hukum Universitas Jember (Unej). "Saya tidak menyangka. Tapi senang sekali, yang dipasang foto-foto bagus, walaupun tidak sebagus aslinya," katanya seraya tersenyum
BUku setebal 159 halaman itu berjudul "Perjalanan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Prof. DR. Mohammad Mahfud MD, SH.,SU". Disusun oleh tim Fakultas Hukum Unej. Isinya, sebanyak 12 bab tentang biografi singkat dan padat Mahfud sejak kecil hingga menjadi ketua Mahkamah Konstitusi. Ada juga opini dan artikel lelaki asal Kecamatan Omben Kabupaten Sampang-Madura itu yang dikutip dari beberapa media massa.
Mahfud mengaku senang karena selain memuat beragam tulisan yang belum sempat dihimpunnya sendiri, juga ada beberapa foto yang saat ini dia tidak punya. "Seperti foto istri saya waktu masih muda dan lebih cantik dari sekarang, nanti akan saya tunjukkan dia," katanya.
Rektor Universitas Jember, Mohammad Hasan mengatakan sengaja memberikan buku itu sebagai kado kejutan kepada Mahfud agar masyarakat lebih tahu tentang sosok akademisi sekaligus praktisi dibidang hukum yang populer dan merakyat.
Menurut dia, Mahfud memiliki integritas, kapasitas dan visi serta komitmen membangun kesadaran ber-konstitusi tidak hanya di ruang kuliah, dan mimbar pengadilan, namun juga di media dan bermacam kegiatan sosial keagamaan. "Satu bulan kita susun naskah kompilasi dari berbagai sumber ini, dengan harapan jejak rekam beliau menjadi teladan bagi kita semua,"kata Hasan.
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
1 hari lalu
Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama
Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.