Wawancara Sutradara Film Jagal: Akting Anwar Congo  

Reporter

Senin, 1 Oktober 2012 13:25 WIB

Anwar Conggo. TEMPO/Soetana Monang Hasibuan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Joshua Oppenheimer, Anwar Congo hanyalah simbol dari kekerasan yang terjadi di Indonesia pada 1965. Menurut taksirannya, ada 10 ribu, bahkan mungkin 100 ribu, "Anwar" lain selama pembantaian pasca-1965 itu.

Lelaki kelahiran Texas, Amerika Serikat, 1974, ini mengaku, selama pembuatan film, ia melakukan perjalanan yang amat menyakitkan. Selama tujuh tahun ia bergaul dengan Anwar. Kepadanya, Anwar secara jujur dan berani bercerita mengenai pembunuhan yang dilakukannya. Anwar mungkin kecewa terhadap hasil film yang dibuat Oppenheimer.

Sebelum membuat Jagal: Act of Killing, dia telah membuat sejumlah film, seperti The Globalization Tapes, yang mengungkap masalah buruh perkebunan di Sumatera Utara; The Entire History of the Louisiana Purchase, yang meraih penghargaan Gold Hugo sebagai film pendek eksperimental terbaik di Chicago Film Festival; dan These Places We’ve Learned to Call Home, yang meraih Gold Spire di San Francisco Film Festival. Dia kini menjadi peneliti senior di Dewan Riset Kesenian dan Humaniora Inggris.

Di tengah kesibukannya memperkenalkan Jagal di Toronto, Oppenheimer menjawab melalui surat elektronik sejumlah pertanyaan dari Tempo.

Apa yang hendak Anda katakan melalui film ini?
Saya ingin menunjukkan kebudayaan seperti apa yang dibangun ketika para pembunuh menang, berkuasa, memerintah, serta memimpin masyarakat. Mereka disanjung sebagai pahlawan, jadi tokoh masyarakat dan panutan, serta ditakuti sekaligus dihormati sebagai pelindung bangsa dari sebuah teror berupa fantasi yang mereka ciptakan sendiri. Anwar dan filmnya hanyalah simbol dari seluruh peristiwa kekerasan yang dialami orang Indonesia sejak 1965.

Di film itu Anwar berakting memerankan dirinya.
Membunuh, bagi Anwar, adalah sebuah akting. Ketika dia berdansa cha-cha di lantai atas bekas kantornya, hal itu kelihatannya menjadi simbol impunitas yang dinikmatinya. Dia menari di tempat ratusan orang yang dibunuhnya sendiri. Anwar kepada saya menjelaskan bahwa ia belajar dansa karena ingin melupakan apa yang terjadi.

Apakah Anda, Anwar, dan Adi sudah mendiskusikan semua risiko dari pembuatan film ini?
Perbincangan mengenai risiko film ini muncul dan bahkan terekam dalam film. Ketika Adi Zulkadry (jagal, sahabat Anwar) mengatakan, jika film ini sukses, pandangan masyarakat akan berbalik, bukan hanya 180 derajat, melainkan 360 derajat mengenai siapa yang lebih kejam, PKI atau lawan PKI. Mereka tahu risiko terburuk apa yang mungkin muncul dari film ini. Mereka tidak merasa ada yang salah jika publik menilai bahwa mereka lebih kejam daripada PKI.

Wawancara selengkapnya lihat di majalah Tempo edisi 1 Oktober 2012.

TIM TEMPO

Baca juga:
Edisi Khusus Film Pengkhianatan G 30 S/PKI
G30S, Soekarno Bersembunyi di Halim dan Bogor
Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI
Film Pengkhianatan G30S/PKI, Propaganda Berhasilkah?

Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara

Kekuatan Film Pengkhianatan G30S/PKI Luar Biasa

Berita terkait

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

18 November 2023

Anies Baswedan di Ijtima Ulama Sebut Tak Kompromi dengan Komunisme

Anies Baswedan mengatakan, pihaknya memahami betul bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang berdasar Pancasila.

Baca Selengkapnya

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

28 September 2023

Situasi Politik Jakarta Menjelang Peristiwa G30S 1965, PKI dan TNI Bersitegang Soal Angkatan Kelima

Menjelang meletusnya G30S 1965, situasi politik sangat tegang. PKI dan TNI bersitegang soal angkatan kelima.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

5 Mei 2023

Hari Ini 205 Tahun Kelahiran Karl Marx, Jejak Filsuf yang Bolak-balik Dideportasi

Pemikiran Karl Marx dituangkan pada sejumlah buku, dua di antaranya adalah Das Kapital dan Communist Manifesto.

Baca Selengkapnya

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

26 Februari 2023

Mengenang Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia Pemikirannya Diserap Sukarno - Hatta

Tan Malaka salah satu pahlawan nasional, dengan banyak nama. Pemikirannya tentang konsep bangsa Indonesia diserap Sukarno - Hatta.

Baca Selengkapnya

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

7 Januari 2023

Anwar Ibrahim Jamin Tak Akui LGBT, Sekularisme, Komunisme di Pemerintahannya

PM Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan tak akan menerima LGBT, sekularisme, dan komunisme di pemerintahannya. Ia mengatakan telah difitnah.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

29 November 2022

Pemerintah Sebut Pasal 188 RKUHP Tak Akan Cederai Kebebasan Berpendapat

Juru Bicara Tim Sosialisasi RKUHP, Albert Aries mengatakan pasal 188 tidak akan mencederai kebebasan berpikir dan berpendapat.

Baca Selengkapnya

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

29 November 2022

Perlu Tafsir Ketat Soal Larangan Penyebaran Paham yang Bertentangan dengan Pancasila di RKUHP

Anggota DPR Komisi Hukum Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari, menilai perlu ada tafsir ketat terhadap pasal 188 RKUHP.

Baca Selengkapnya

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

26 September 2022

5 Situasi Menjelang G30S, Pertentangan TNI dan PKI Makin Memanas

G30S menjadi salah satu peristiwa kelam perjalanan bangsa ini. Berikut situasi-situasi menjadi penyebab peristiwa itu, termasuk dampak setelah G30S.

Baca Selengkapnya

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

11 Juli 2022

Draf RKUHP: Ingin Ganti atau Tiadakan Pancasila Diancam 5 Tahun Penjara

RKUHP juga menyebut penyebaran ideologi komunisme atau marxisme-leninisme juga diancam penjara, kecuali belajar untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

1 Juni 2022

Sejak Kapan Hari Lahir Pancasila Jadi Hari Libur Nasional?

Pemerintah belakangan menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional. Sejak kapan hal tersebut berlaku?

Baca Selengkapnya