TEMPO Interaktif, Ambon:Akibat bom yang meledak pagi tadi, satu orang meninggal dunia. William Patiteiluhu (43), warga Karang Panjang, meninggal Selasa (25/5) siang setelah dirujuk ke Rumah Sakit Umun (RSU) Dr. Haulusi. Sementara di Markas Polisi Daerah (Mapolda) Maluku, Kapolda Maluku Brigjen Polisi Aditya Warman mengatakan bahwa peristiwa bom hari ini motifnya sama dengan yang kemarin. Selain itu sama-sama diisi di dalam kaleng biskuit. Diduga kejadian peledakan bom tersebut untuk mengacaukan stabilitas keamanan di Maluku. "Motif yang digunakan pelaku sama dengan bom yang terjadi 23 Mei lalu. Kejadian ini indikasinya adalah untuk mengacaukan stabilitas Maluku," ujar Aditya. Kapolda mengimbau agar masyarakat Maluku tidak terprovokasi dan jika melihat orang yang mencurigakan diharapkan segera memberikan informasi. "Diharapkan masyarakat dapat mempercayakan penyelidikan kejadian ini kepada aparat," tutur Aditya.Sementara itu seorang warga telah dimintai keterangan dalam kejadian ini. Pihak kepolisian masih belum mau mengungkapkan kepada wartawan siapa yang mereka mintai keterangan tersebut. Hingga sore hari ini berdasarkan pantauan Tempo News Room di sekitar Jalan Ahmad Yani, lokasi tempat bom meledak, terlihat warga sudah mulai beraktivitas kembali. Lalu lintas jalan di sekitar Jalan DI Panjaitan, tepatnya di depan Kantor Sinode yang siang tadi ditemukan bom namun tidak meledak, arus lalu lintas kendaraan umum sudah tampak normal kembali. Di sekitar kawasan Batu Merah hingga ke kawasan Tanah Lapang Kecil juga terlihat aktivitas warga tidak terpengaruh bom. "Orang sudah berjualan seperti tidak terjadi apa-apa di Pasar Batu Meja," tutur Katie, salah seorang warga yang tinggal di kawasan Kristen.Yusnita - Tempo News Room
Bom gereja meledak lagi. Kali ini sasarannya adalah Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur. Pelakunya, Juhanda, mantan narapidana teroris bom buku 2011. Sebagai bangsa, kita telah "terperosok pada lubang yang sama".