Presiden Didesak Bersikap Soal Kekerasan Rohingya  

Reporter

Editor

Senin, 30 Juli 2012 12:51 WIB

Seorang wanita asal suku Rohingya, Myanmar, bersama ibu dan anak-anaknya di kamp tempat para pengungsi yang belum teracatat, di luar Kutupalong (7/3). AP/Pavel Rahman

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kaukus Parlemen untuk Myanmar Eva Kusuma Sundari mengecam lambatnya respons pemerintah terhadap kekerasan yang terjadi pada muslim Rohingya di Myanmar. “Saya minta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menyampaikan sikap politik atas kekerasan di Myanmar,” kata Eva saat dihubungi, Senin, 30 Juli 2012.

Menurut Eva, pernyataan politik dari Yudhoyono diharapkan bisa memberi tekanan politik pada pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan terhadap muslim Rohingya. Peran penting Indonesia di wilayah ASEAN juga akan mendorong negara lain untuk melakukan tindakan sama. Apalagi saat ini Yudhoyono sedang memegang jabatan sebagai Ketua ASEAN.

Eva meminta Presiden tidak mencampuradukkan urusan kemanusiaan dengan urusan politik di kawasan ASEAN, berkaitan dengan status Laut Cina Selatan. “Presiden sebagai Ketua ASEAN tidak boleh tersandera pada commuque bersama untuk bersikap meminta penjelasan Myanmar.”

Lambatnya respons pemerintah Indonesia dan negara-negara ASEAN, menurut Eva, justru berbanding terbalik dengan respons negara luar, seperti PBB. Dewan HAM PBB justru telah bersikap dan segera membentuk tim investigasi. Eva mengingatkan agar Yudhoyono dan negara ASEAN tidak hanya menunggu sikap lembaga internasional terhadap Rohingya. “Memalukan jika negara ASEAN yang merupakan tetangga Myanmar justru menunggu mekanisme internasional,” kata Eva.

Kekerasan terhadap muslim Rohingya di Myanmar meningkat saat terjadi bentrokan antara warga etnis Buddha dan muslim Rohingya pada 3 Juni lalu di barat Rakhine. Bentrokan ini telah menewaskan sedikitnya 78 orang dan sebanyak 70 ribu orang kehilangan rumah mereka. Juru bicara badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR), Andrej Mahecic, mengatakan para pengungsi itu sangat ketakutan pulang ke rumah mereka, sementara yang lainnya dicegah untuk mencari pekerjaan di sana.

Saat ini, tercatat sekitar 800 ribu anggota etnis Rohingya tinggal di Myanmar. Namun, pemerintah Myanmar menganggap mereka orang asing. Penduduk Myanmar pun menilai etnis Rohingya adalah imigran gelap dari Bangladesh.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

19 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

34 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

44 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

50 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya